Tadjuk Rentjana: PEMBAHARUAN STRUKTUR POLITIK

Tadjuk Rentjana: PEMBAHARUAN STRUKTUR POLITIK [1]

 

Djakarta, SINAR HARAPAN

Laporan mengenai pembitjaraan “Diskusi Kita” dalam “SH” 4 April 1971 jang berpusat kepada pembaharuan struktur politik (kadang2 dikatakan pembaharuan politik) memberikan kesan kepada kita bahwa pada suatu ketika perlu dihadapi pertanjaan2 pokok mengenai masalah tsb.

Apa jang dimaksud dengan pembaharuan politik itu? Mengapa pembaharuan itu dianggap perlu? untuk apa pembaharuan itu hendak dilaksanakan? Bagaimana tjaranja untuk mentjapai pembaharuan tsb? Siapa jang akan melaksanakan pembaharuan itu? Bilamanakah pembaharuan itu hendak dilaksanakan, jaitu setelah terjapai kemadjuan2 jang substantial dalam pembangunan ekonomi atau berbarengan dengan pembangunan ekonomi itu?

Seminar Peranan Sosial Budaja dalam Pembangunan, jang beberapa waktu jang lalu diselenggarakan oleh LIPI, mengandjurkan agar diadakan seminar chusus mengenai pembangunan politik. Dalam seminar seperti itu, pemikir2 politik dari ABRI, parpol, golkar, sardjana2 ilmu politik dan mungkin djuga angkatan muda dapat ber­sama2 membahas pertanjaan2 tertjatat diatas.

Sekiranja seminar seperti itu diadakan, maka paling sedikit golongan2 jang turut mempengaruhi pemikiran dan perkembangan dalam bidang politik seperti ABRI, parpol2, golkar, pemikir2 baik jang professional atau amateur dan demikian djuga angkatan muda akan saling mengetahui pandangan masing2 terhadap pertanjaan mengenai apa, mengapa, untuk apa, bagaimana, siapa dan bilamana jang ditjatat diatas.

Kita tidak tahu apakah pertemuan “Diskusi Kita” masih akan dilandjutkan. Sekiranja akan dilandjutkan, maka barangkali pertanjaan2 tadi dapat djuga diperhatikan. Dan sekiranja nanti akan ada pertemuan follow-up dari pertemuan antara parpol2 dimana kekuatan sosial-politik lain akan diundang, maka pertanjaan2 tadi barangkali tidak dapat dielakkan.

Tentulah akan terlalu optimis untuk mengharapkan konsensus jang bulat berhubung dengan pertanjaan2 tadi. Namun akan sangat berfaedah apabila semua golongan jang bermain dalam politik paling sedikit saling mengenai konsepsi pokok masing2 mengenai pertanjaan2 pokok tadi.

Sebab persoalan2 jang kita hadapi sekarang dapat djuga dilihat sebagai akibat dari djawaban2 jang ber-lain2an jang setjara sadar atau tidak sadar diberikan oleh berbagai golongan terhadap pertanjaan2 tsb. (DTS)

Sumber: SINAR HARAPAN (03/04/1971)

 

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 687-688.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.