TAHUN 1985 SULIT DAN BERAT TAPI TAK MENGENDORKAN SEMANGAT KITA
PRESIDEN :
Presiden Soeharto mengatakan tahun 1985 akan merupakan tahun yang sulit dan berat. Namun hal itu tidak akan mengendurkan semangat kita.
Sebagai bangsa pejuang kita akan menanggapinya sebagai dorongan untuk makin giat mengerahkan segala kemauan dan kemampuan kita untuk memancangkan tonggak pembangunan baru di segala bidang.
Hal itu dikemukakan Kepala Negara dalam pidato akhir tahun 1984 yang dipancar luaskan melalui TVRI dan RRI ke seluruh pelosok tanah air dari Jakarta Senin malam.
Kepala Negara mengatakan dalam tahun 1985 banyak masalah dan tantangan yang akan kita hadapi, baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam negeri.
Perkembangan ekonomi dan politik dunia yang tidak selalu menguntungkan akan terus terasa pengaruhnya kepada kita khususnya dan negara-negara yang sedang membangun umumnya.
Menurut Kepala Negara, kita akan terus memelihara kewaspadaan dan kesiapan memperluas partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan memelihara kesetiakawanan sosial karena unsur itu merupakan kekuatan pokok dalam pembangunan masyarakat kita, juga tak kalah pentingnya adalah menggerakkan disiplin nasional di segala lapisan masyarakat dan aparatur pemerintahan.
Dengan bekal segala pengalaman dan semua yang kita capai sampai akhir tahun 1984, Presiden mengajak kita untuk memasuki tahun 1985 dengan penuh kepercayaan kepada kemampuan kita sendiri sebagai bangsa.
Mari kita masuki tahun baru ini dengan semangat baru dan tekad yang terus kita perbaharui, demikian ajakan Kepala Negara.
Tetap Tumbuh
Menurut Presiden kehidupan ekonomi tahun 1984 merupakan kelanjutan dari perkembangan ekonomi yang tidak menguntungkan beberapa tahun sebelumnya, yang disebabkan oleh keadaan resesi dunia yang berkepanjangan.
Keadaan lain yang sangat tidak menguntungkan bagi pertumbuhan ekonomi kita adalah situasi minyak bumi dunia yang dalam tahun 1984 harganya menghadapi tekanan yang cukup berat.
Dikatakan dalam tahun 1984 pemerintah telah mengambil beberapa kebijaksanaan dan langkah2 termasuk bidang perpajakan untuk disatu pihak dapat memperkecil pengaruh negatif dari keadaan ekonomi dunia tersebut dan dilain pihak untuk terus mencapai pertumbuhan ekonomi yang mungkin dicapai.
Meskipun dalam beberapa sektor industri mengalami kelesuan, namun keadaan ekonomi kita masih dapat mengalami pertumbuhan yang berarti yang dapat menjadi kekuatan dalam menghadapi perkembangan tahun 1985.
Presiden menegaskan dengan penghayatan dan pengamalan Pancasila dan dengan menggunakan Pancasila sebagai satu-satunya asas organisasi, kita dapat menghindarkan diri dari gejolak yang disebabkan sikap fanatisme yang sempit, saling curiga dan bentuk2 tindakan ekstrim yang merugikan kepentingan kita bersama.
Kita sungguh menyesalkan dan prihatin, kata Kepala Negara, atas terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab beberapa waktu yang lalu, yang didorong oleh kefanatikan dan pikiran sempit yang tidak sewajarnya yang tidak mampu mengendalikan dirinya sehingga melakukan perbuatan yang sesat.
Presiden mengatakan kita bersyukur bahwa berkat kewaspadaan dan ketegasan sikap aparat keamanan dan masyarakat pada umumnya peristiwa yang sempat menimbulkan korban sebagai akibat dari tindakan kelompok yang sesat itu dapat segera diatasi dan dilokalisir.
Ternyata, kata Kepala Negara, keyakinan masyarakat akan kebenaran Pancasila untuk menjadi satu-satunya asas bagi organisasi politik dan organisasi kemasyarakatan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat tidak tergoyahkan.
Di bagian lain sambutannya, Kepala Negara lenegaskan bahwa tindakan yang kita ambil terhadap pelaku teror itu sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan demokrasi yang kita junjung tinggi. (RA).
…
Jakarta, Suara Harapan
Sumber : SINAR HARAPAN (02/01/1985)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VIII (1985-1986), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1-3.