Tajuk Rencana KETUA GNB KE NEW YORK UNTUK BERPIDATO DI PBB
Jakarta, Angkatan Bersenjata
PRESIDEN Soeharto selaku Ketua Gerakan Non Blok semalam berangkat dengan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta ke New York untuk berpidato Kamis nanti di Sidang Umum PBB tentang hasil-hasil KTT X GNB di Jakarta awal September ini.
Seperti diketahui, untuk menciptakan dunia yang lebih adil, KTT telah mengumumkan Pesan Jakarta. KTT menggariskan agar ditingkatkan kerjasama Selatan-Selatan yang terhenti agar diteruskan untuk menciptakan tata dunia baru dan struktur Dewan Keamanan PBB yang masih saja mencerminkan situasi seusai Perang Dunia Kedua 1945 disesuaikan dengan konfigurasi dunia sekarang.
Selama 47 tahun ini, Dewan Keamanan tetap beranggota 15 negara, dengan rincian 10 negara jadi anggota tidak tetap, sedang 5 negara besar, menurut ukuran tahun 1945, pemenang Perang Dunia Kedua, jadi anggota tetap yang mempunyai hak veto. Akibat perubahan-perubahan yang terjadi selama ini, di antara 5 negara besar itu, ada beberapa negara yang tidak tepat lagi dikategorikan besar, sebab sudah tampil negara yang lebih unggul dari mereka.
Itu salah satu sebab yang membuat struktur Dewan Keamanan sudah ketinggalan zaman dan memerlukan penyesuaian. Waktu PBB didirikan tahtm 1945, anggotanya baru 45 negara, tapi kini sudah 178 negara atau meningkat 4 kali lipat, mayoritasnya atau 108 negara anggota GNB. Kepincangan struktur Dewan Keamanan itu sudah lama dikeluhkan oleh negara-negara anggota GNB. Dalam Sidang Umum PBB 1960, GNB sudah mengusulkan agar struktur Dewan Keamanan disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi di dunia.
Tapi bak berteriak di padang pasir saja. Baru bni sesuai hasil KTT GNB di Jakarta akan dimulai upaya untuk mengadakan penyesuaian itu. Gayanya tentu saja tidak lagi dengan gebrakan dan kutukan terhadap diteruskannya tata dunia lama, yang terbukti steril itu, tapi dengan penuh sopan santun, dengan mengutamakan akal sehat dan rasio dan dengan persuasif. lni adalah tugas berat yang memerlukan dukungan dari seluruh negara Selatan, dan yang sama pula pentingnya untuk mencapai sukses, adalah memperkuat persatuan dengan mengadakan rekonsiliasi antara negara-negara tetangga yang bersengketa.
Pidato yang diucapkan Ketua GNB di Sidang Umum PBB Kamis nanti merupakan langkah awal yang penting sekali untuk mencapai hal-hal yang sudah lama didambakan oleh Dunia Ketiga umumnya , GNB khususnya. Para pengamat politik sependapat bahwa kunjungan kerja Presiden Rl dan Ketua GNB ke New York itu tepat dan penting sekali, baik untuk meningkatkan peran GNB dalam mewujudkan tata dunia baru lewat PBB , maupun untuk meningkatkan peran Indonesia untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial seperti tertulis dalam Pembukaan UUD 1945.
Lewat penerapan politik luar negeri yang bebas aktif, Indonesia tidak henti-hentinya berupaya melaksanakan tugas itu lewat sarana ASEAN dan PBB seperti dalam kasus Kamboja, mengikutsertakan Kontingen Garuda sebagai unsur pasukan PBB untuk memulihkan perdamaian dan keamanan di bagian-bagian dunia yang diporak-porandakan oleh perang, sedang akhir-akhir ini berusaha mencegah terjadinya adu kuat di Kepulauan Spratly antara negara-negara yang mengklaim kepulauan yang diduga kaya minyak itu.
Ketua GNB tambah repot untuk melaksanakan hasil-hasil KTT GNB itu, baik sebelum keberangkatan ke New York, waktu berada di kota yang ketempatan markas besar PBB itu, maupun dalam perjalanan pulang ke tanah air lewat Jepang nanti.
Dalam pertemuan di Jl. Cendana dengan menteri pendidikan dan ilmu pengetahuan Belanda Jum’at lalu, Presiden meminta Belanda untuk memelopori negara-negara Barat meningkatkan kerjasama dengan negara-negara Non Blok, misalnya dengan menyediakan dana, sehingga terlaksana kerjasama tiga pihak. Dana itu digunakan untuk melatih tenaga-tenaga ahli dari Afrika di Indonesia. Kerjasama itu tidak saja dilakukan di bidang ilmu pengetahuan dan teknik, tapi juga di sektor-sektor lain. Mendikbud Fuad Hassan mengatakan, harapan Indonesia itu ditanggapi secara positif oleh Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan BeIanda, Dr.Ritzen.
Selama berada di New York, Presiden/Ketua GNB itu akan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Republik Korea dan Presiden Armenia, sedang dalam penerbangan pulang lewat Tokyo akan santap siang dengan Kaisar Akihito dan bertemu dengan PM Miyazawa. Presiden minggu malam terbang ke Amerika Serikat lewat Swiss dan menginap semalam di Jenewa. Direncanakan tiba di New York Selasa besok dan kembali di tanah air dari Tokyo Selasa 29 September 1992.
Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (21/09/1992)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 210-211.