Tajuk rencana : KUNJUNGAN PRESIDEN KE JERMAN SUKSES
Jakarta, Angkatan Bersenjata
SETELAH mengadakan kunjungan ke Jerman sejak 3 Juli lalu sebagai tamu Presiden Richard von Weizsaecker, Presiden bersama Ibu Tien Soeharto serta rombongan kemarin siang dengan selamat tiba kembali di tanah air.
Kunjungan presiden kita itu memiliki beberapa keistimewaan, di antaranya ia kepala negara pertama yang berkunjung ke negeri itu setelah bagian barat dan tirnur Jerman bersatu kembali pembentukan Pasar Tunggal Eropa yang direncanakan selesai akhir 1992 dan mulai beroperasi 1993 dengan Jerman sebagai inti dan motor penggeraknya mulai terjadinya perubahan besar-besaran di bidang politik dan ekonomi di Eropa setelah berakhirnya perang dingin antarakedua blok raksasa, disusul oleh ambruknya rezirn komunis di Eropa Tirnur pada semester kedua 1989.
Pakta Warsawa yang pemah menumpas secara kejam kebangkitan nasional di Hongaria 1956 dan di Cekoslowakia 1968, bubar, demikian pula Comecon sebagai wadah ekonomi negara-negara komunis. Sebagai gantinya untuk memelihara keamanan dan mengembangkan kerjasama ekonomi didirikanlah Konperensi Keamanan dan Kerjasama Eropa (CSCE) yang keanggotaannya meliputi 35 negara.
Eropa kini sedang berada di awal perubahan yang akan membuat peta Eropa tahun 2000 jauh berbeda dari yang sekarang. Negara-negara merdeka baru akan muncul, batas-batas negara lama akan berubah, akan terjadi pengelompokan regional baru, aliansi-aliansi lama akan tambah luas dan ada pula yang akan lenyap.
Di antara manifestasinya adalah upaya negara-negara Baltik untuk membebaskan diri dari Uni Soviet dan tampil sebagai negara merdeka. Keadaan serupa tetjadi pula di Republik Slovenia dan Republik Kroasia yang berjuang membebaskan diri dari pemerintah federal yang berpusat di Beograd. Bentrokan dan perang antara kedua pihak yang kepentingannya diametral bertentangan, tidak terelakkan, dan sudah terjadi di Baltik dan di Yugoslavia sekarang.
Sebagai blok regional terkemuka di dunia yang harus memelihara keamanan Eropa ME berusaha menyelesaikannya seperti kentara dari kegiatannya kini mendamaikan Sloveniadengan Yugoslavia.
Di bidang ekonorni diperkirakan Pasar Tunggal Eropa yang terdiri dari 12 negara ME, nanti akan meluas dengan bergabungnya ke 6 negara anggota EFTA (European Free Trade Association). Negara-negara Eropa Timur yang tadinya gagal membangun dengan sistem komunisme diperkirakan juga akan bergabung dengan PTA.
Perubahan-perubahan besar yang mulai berkembang di bidang ekonomi dan politik itu membuat pentingnya lawatan Presiden Soeharto ke Jerman untuk melihat sendiri perkembangan di negeri itu dan Eropa dengan harapan dapat dimanfaatkan secara maksimal bagi pembangunan Indonesia, sedang segi-segi negatifnya kalau ada tentu diusahakan menekannya seminimal mungkin.
Untuk mencapai tujuan itu, penting sekali pembicaraan yang diadakan Presiden Soeharto dengan Presiden Weizsaecker, dengan Kanselir Helmuth Kohl dan kegiatan serupa oleh Menko Ekuin Radius Prawiro dengan menteri-menteri Jerman.
Berbagai hal dibicarakan Presiden Soeharto dengan pemimpin-pemimpin Jerman baik di bidang bilateral dengan meningkatkan kerjasama di bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi ,maupun di bidang regional untuk rneningkatkan kerjasama antara ASEAN dan ME.
Mensesneg Moerdiono dalarn keterangan persnya menilai kunjungan Presiden Soeharto ke Jerman itu mencapai sukses besar karena mempererat hubungan pribadi antara pernirnpin Indonesia dengan pemimpin -pemimpin Jerman. Hal itu penting rnengingat peranan Jerman di tahun-tahun mendatang sangat besar karena akan menjadi kekuatan penting di Eropa.
Presiden menaruh perhatian besar terhadap perkembangan ekonomi dan kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi antara kedua pihak. Di lain pihak Kanselir Kohl menyampaikan penghargaan dan menganggap tepat sikap Indonesia yang rnengembangkan hubungan dengan semua negara, khususnya negara-negara maju, katanya.
Menristek B J Habibie menilai ,kunjungan presiden itu sangat besar rnanfaatnya bagi Indonesia memasuki tahap tinggal landas di abad 21, sebab akan lebih mendorong penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mencapai taraf sama dengan negara-negara maju lainnya.
Dampak positif kunjungan itu bukan hanya mempererat hubungan Indonesia Jerman, tapi juga bagi ASEAN dan ME, sebab kedua bangsa sama-sama sangat berperan dan potensial di region masing-masing. Indonesia merupakan negara terbesar dengan penduduk terbanyak di ASEAN, demikian pula Jerman bersatu dalam ME.
Indonesia merupakan potensi pasar yang besar bagi Jerman di ASEAN; sebaliknya, bangsa Jerman yang bersatu merupakan negara terbesar di Eropa dengan GNP yang paling tinggi, hingga menjadi potensial bagi banyak bangsa lain. Karena itu, baiknya hubungan dengan Jerman merupakan asset tersendiri sebagai mitra, katanya. (SA)
Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (09/07/I99I)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIII (1991), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 98-100.