TAK ADA LARANGAN BAGI PROBO DICALONKAN KETUA UMUM KADIN

TAK ADA LARANGAN BAGI PROBO DICALONKAN KETUA UMUM KADIN [1]

 

Jakarta, Antara

KETUA Majelis Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, H. Probosutedjo mengatakan, sampai saat ini Presiden tidak pernah elarang dirinya menjadi Ketua Umum Kadin periode 1994-1999. “Kalau peserta Munas menghendaki, saya bersedia menjadi Ketua Umum Kadin,” katanya menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Senin.

Pernyataan tersebut sekaligus menanggapi adanya isyu-isyu yang berkembang dewasa ini baik di pusat maupun di Kadin Daerah (Kadinda) yang menyatakan dirinya dilarang untuk mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Kadin periode mendatang, Probo yang juga sebagai pemilik grup Mercu Buana ini mengemukakan bahwa yang penting bagi dirinya adalah floor, bukan penunjukan dari atas. Diingatkannya bahwa ia tidak ingin meminta restu atau merengek supaya mendapat dukungan dari pejabat. Pengusaha nasional yang kini menjadi Ketua Dewan Pembina Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) itu merasa yakin terhadap penegasan Presiden Soeharto melalui Mensesneg Moerdiono maupun keterangan dari beberapa menteri yang menyatakan tidak mendapat pesan dari Kepala Negara ataupun menghubunginya supaya mengundurkan diri dari pencalonan Ketua Umum Kadin Indonesia.

“Kalau menteri yang ngomong, saya mesti percaya, karena mereka adalah pembantu Presiden. Saya juga mendengar dari luar yang mengatakan tidak ada campur tangan dalam Munas Kadin, memang seharusnya begitu agar Kadin menjadi dewasa dan bisa mengurus diri sendiri, jangan selalu dituntun dari atas,” ujarnya.

Mengaku Utusan

Diakuinya bahwa dalam lima tahun lalu dalam Munas Kadin 1988 ada orang yang mengaku seakan-akan disuruh Presiden (tiga orang menteri dan seorang sekretaris Golkar) yang meminta dirinya agar mengundurkan diri dan jangan mau menjadi Ketua Umum Kadin masa bhakti 1988-1993.

“Saya katakan kepada mereka bahwa saya menghargai secara demokratis kehendak floor. Artinya kalau memang peserta Munas Kadin menghendaki, dirinya tidak bisa menolak,” tuturnya.

Malahan dikatakan apabila nanti Pak Probo kalah dalam pernilihan apakah tidak malu, katanya menyitir ucapan salah seorang menteri tersebut.

“Saya katakan bahwa saya tidak malu demi demokrasi dan itu suatu kenyataan ,” katanya. Menurut Probo, kali ini, dalam Munas Kadin yang akan berlangsung di Jakarta tanggalll hingga 13Januari 1994sama sekali tidak ada yang mendekatinya, apalagi Kepala Negara, para menteri juga tidak ada yang menghubunginya untuk melarang atau mencegah agar jangan mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Kadin Indonesia priode 1994-1999.

Ini menunjukkan suatu kemajuan dimana demokrasi yang sebenarnya telah beijalan, apalagi setelah lima tahun lewat kepengurusan Kadin periode sekarang ini kurang begitu memuaskan dunia usaha, terutama pengusaha kecil, menengah yang usahanya tidak maju dan berkembang.

Tidak Sadar

Mengenai isyu-isyu dirinya dilarang atau tidak direstui Presiden, Probosutedjo menegaskan adanya suara-suara sumbang tersebut menandakan mereka itu tidak sadar akan kepentingan dan keadaan Kadin sekarang ini.

“Kalau ada yang menyebar isyu dengan selalu mengatakan tidak ada restu bagi saya, artinya membodohi daerah. Sekarang terserah daerah (Kadinda) ingin maju, ingin ada perubahan atau tidak,” ujarnya.

Diingatkannya, kalau daerah masih punya sikap menunggu perintah atau petunjuk seperti keadaan masa lalu, berarti daerah ikut meruntuhkan Kadin dan tidak memikirkan kepentingan nasional, tetapi hanya kepentingan diri sendiri. Ia menyayangkan sudah 48 tahun merdeka masih saja ada yang berpikiran menunggu perintah atau petunjuk, apalagi dengan perantara pihak ketiga, kata Probo. Kalau mendengar sendiri dari pemerintah, menteri atau presiden hal itu wajar bisa takut. Tetapi, itupun sebenarnya tidak semestinya harus terjadi. T-RE1/EL03/  3/0l/9418:01/RU3

Sumber:ANTARA(03/0l/1994)

_________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 143-144.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.