TANGGAPAN PRESIDEN SOEHARTO DENGAN TERBENTUKNYA PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

TANGGAPAN PRESIDEN SOEHARTO DENGAN TERBENTUKNYA PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN [1]

 

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto menilai pemimpin2 Islam di Indonesia telah meningkatkan persatuannya dengan terbentuknya Partai Persatuan Pembangunan.

Partai ini merupakan partai politik baru yang pada hari Jum’at malam diproklamirkan berdirinya oleh Pimpinan pusat partai2 politik Islam di Jakarta.

H.M.S. Mintaredja SH, Ketua Periodik Kelompok Persatuan Pembangunan dimana partai2 politik NU, Parmusi, PSII dan Perti tergabung dalam wadah ini, telah melaporkan kepada Presiden Soeharto terbentuknya partai baru tsb. di Jl. Cendana hari Sabtu siang.

Setelah menyatakan rasa syukurnya, Kepala Negara mengharapkan mudah2an ummat Islam dalam segala persoalan dapat bersatu.

Dengan terbentuknya Partai Persatuan Pembangunan, maka empat partai politik Islam itu hanya akan menitik beratkan kegiatannya dalam bidang2 sosial, sedangkan masalah politik ditangani oleh partai baru tersebut.

Khusus yang menyangkut Partai Muslimin Indonesia, H.M.S. Mintaredja menerangkan kepada pers, bahwa partai ini akan hilang yang ada hanya organisasi2 yang tergabung didalamnya.

Mintaredja menyatakan, bahwa berfungsinya partai2 Islam dalam wadah Partai Persatuan Pembangunan merupakan perwujudan dari Ketetapan MPRS mengenai penyederhanaan kehidupan politik di Indonesia.

Proses yang menuju kearah itu saat ini tengah dibahas oleh kelompok Demokrasi Pembangunan yang terdiri dari partai2 politik PNI, Parkindo, Katolik, IPKI dan Murba. H.M.S. Mintaredja mengatakan, bahwa meskipun Presiden Soeharto menyatakan gembira atas penggabungan partai2 Islam itu, tapi mengingatkan agar ummat Islam jangan merasa lebih kuat dari yang lain.

Presiden Soeharto juga bergembira atas usaha2 yang bersifat non-politis yang akan dijalankan oleh bekas2 partai politik itu yang akan meningkatkan kegiatan2nya dibidang dakwah dan sosial.

Khusus yang menyangkut partisipasi dibidang pembangunan teritorial, Kepala Negara mengingatkan akan peranan mereka mengingat kemampuan pemerintah saat ini masih kurang dibidang ini. (DTS)

Sumber: ANTARA (07/01/1973)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku III (1972-1975), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 67-68.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.