TERKENAL ANTI PKI TETAPI:
GUNAKAN TJARA2 PKI DLM MENDESKREDITKAN ABRI[1]
Djakarta, Berita Yudha
Pangdarn V/Djaya Majdjen. Amir Machmud selaku Ketua Gabungan Pepelda Djaya, Kamis pagi bertempat di Aula Intdam V/Djaya, Djatinegara telah memberikan briefing kepada pedjabat2 Komandan Kompi keatas dari ke-empat angkatan.
Dikatakan al. bahwa banjak issue2 baru sekarang dilemparkan kepada tubuh ABRI. Bahkan dilantjarkan oleh golongan2 jang terkenal anti PKI tetapi dalam tjara mendiskreditkan ABRI menggunakan tjara2 jg pernah dilakukan oleh PKI.
Bagi ABRI tjukup djelas tudjuan dan program perdjoangannja ialah berdasarkan pola strategis Kabinet Ampera. Menanggapi pola strategi .
Kabinet Ampera, Panglima mensinjalir adanja masjarakat jang terbagi dalam 3 golongan, ialah jang ikut aktif membantu golongan jang pasif dan menjabot pola strategi Kabinet Ampera.
Terhadap golongan terachir djelaslah mereka tidak patut untuk ditolerir dan akan berhadapan langsung dengan ABRI.
Dilain fihak golongan2 jang tidak menjukai dwi-fungsi ABRI agar tidak mendjadi alat sosial politik menggunakan 5 azimat ialah: rumah, mobil, pengawal, main golf dan play boy sebagai sendjata ampuhnja untuk mengkambing hitamkan ABRI.
Dalam keadaan sosial politik seperti sekarang ini, issue jang mereka lantjarkan sama dengan issue2 PKI dalam proolog G-30-S/PKI dengan sebutan Kabir dsbnja.
Menanggapi perampokan2 tgl 11 Djuni 1967 jbl di Majestic dengan telah ditangkapnja beberapa orang pelakunja, Panglima mengharapkan dalam waktu singkat komplotan perampok serta dalang2nja di Ibukota akan dapat digulung, sehingga benar2 socical trust di Ibukota akan terdjamin.
Disamping itu Panglima menekankan bahwa beliau tidak pernah mengeluarkan perintah untuk menembak ABRI, tapi perintah penembakan ditempat ditudjukan kepada perampok. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA ( 15/06/1967 )
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 745-746.