TERUS DIDORONG PENCARIAN SUMBER BARU MINYAK DAN GAS

TERUS DIDORONG PENCARIAN SUMBER BARU MINYAK DAN GAS[1]

Jakarta, Suara Karya

Presiden Soeharto menegaskan,

“Indonesia akan terus berusaha mendorong pencarian sumber-sumber baru energi minyak dan gas dengan menciptakan iklim berusaha yang sehat, yang terus disesuaikan dengan perkembangan. Dengan demikian Indonesia tetap menarik bagi investasi baru.”

Langkah seperti itu, kata Kepala Negara, ketika membuka Konvensi Tahunan ke-24 Asosiasi Perminyakan Indonesia di Jakarta Convention  Center, Selasa, juga ditempuh dalam melaksanakan pengembangan lapangan gas Natuna bersama dengan mitra usaha pernsahaan-perusahaan multinasional. Pertemuan 3 hari ini diikuti 2.000 peserta  dari 56 pernsahaan  pendiri  dan  155 perusahaan pendukung.

Lapangan gas Natuna memiliki kandungan gas bumi yang sangat besar yaitu sekitar 46 trilyun kubik. Kekayaan alam yang begitu tidak akan merniliki arti apapun, jika tidak dikembangkan dan dimanfaatkan secara optimal.

Pemanfaatan lapangan gas Natuna tidak saja akan mempercepat pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat, tetapi juga akan bermanfaat bagi bangsa­bangsa lain di kawasan Asia Pasifik. Mereka ini membutuhkan sumber energi yang berasal dari gas bumi yang akrab dengan lingkungan.

Indonesia, kata Kepala Negara, berusaha meningkatkan usaha-usaha diversifikasi dan konservasi energi sehubungan dengan makin kecilnya ekspor minyak bumi. Jika sampai terlambat, sumber minyak akan habis diolah untuk kebutuhan bahan bakar minyak di dalam negeri.

Ikuti  Perkembangan

Menurut Kepala Negara, tahun-tahun terakhir abad ke-20, merupakan saat untuk bersiap-siap menghadapi era perdagangan bebas, yang mulai berlaku pada awal abad ke-21. Pada abad mendatang diperkirakan kawasan Asia Pasifik akan menjadi salah satu pusat perdagangan dunia. Karena letak geografis, potensi sumber daya dan stabilitas nasional yang dinamis, Indonesia akan berpeluang besar untuk meningkatkan peranannya.

Karena itu Pertamina diminta meningkatkan diri agar mampu mengikuti perkembangan dunia usaha yang bergerak cepat. Pengelolaannya harus lebih baik lagi, sesuai dengan prinsip ekonomi perusahaan yang lebih berorientasi pada efisiensi, produktivitas dan keuntungan.

Pertamina, lanjutnya, menjalin hubungan kerja sama dengan mitra-mitra usahanya dengan semangat saling menguntungkan. Adalah wajar jika dalam kerja sama bisa timbul masalah. Namun yang penting, ujar Presiden, masalah itu agar diselesaikan sebaik-baiknya, melalui wadah Organisasi Perminyakan Indonesia sebagai forum dialog dan komunikasi bersama.

Prestasi yang telah dicapai dalam rangka kerja sama Pertamina dengan mitra usahanya merupakan wujud dari penyelesaian berbagai masalah melalui dialog dan musyawarah. Melalui rangkaian sejarah dan pasang surutnya kegiatan perminyakan, pemerintah akan terus memperhatikan harapan dan kepentingan mitra usaha terhadap berbagai prosedur dan ketentuan yang diperkirakan akan menghambat kelancaran usaha.

KTI

Dengan meningkatnya kebutuhan energi dalam negeri, menurut Mentamben IB Sudjana, perlu terus didorong pencarian minyak dan gas terutama di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Untuk itu pemerintah selalu berusaha menciptakan iklim usaha yang tetap menarik bagi investasi baru.

Besarnya cadangan minyak dalam dasawarsa terakhir, kata Mentamben, relatif tidak berkurang dan dapat dipertahankan. Guna mempertahankan produksi minyak yang ada, di samping usaha eksplorasi, telah dilakukan aplikasi teknologi peningkatan perolehan minyak, yang dikenal dengan Enhan ced Oil Recovery (EOR) dan optimalisasi produksi.

Indonesia sebagai anggota OPEC berupaya untuk mendapatkan harga minyak yang baik sehingga dapat merangsang usaha eksplorasi dan produksi. Bahkan pada pertemuan  para produsen dan konsumen ke-4 bulan lalu di Venezuela, OPEC mengingatkan kembali perlunya investasi baru untuk menjamin kelangsungan suplai minyak dunia di masa mendatang.

Pertemuan tahunan ini, menurut Dirut Pertamina Faisal Abda’ oe menyajikan 80 makalah dengan berbagai topik yang berkaitan dengan kegiatan eksplorasi produksi, rekayasa teknik, ekonomi dan keuangan, strategi bisnis terpadu, lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja.

Sumber : SUARA KARYA (11/10/1995)

______________________________________________________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 647-649.

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.