TIDAK ADA TEMPAT BAGI PEMERINTAHAN SENTRALISTIK [1]
Jakarta, Media Indonesia
Dalam dunia yang semakin saling ketergantungan dan berubah cepat, tidak akan ada lagi tempat bagi satu tatanan pemerintahan yang bersifat sentralistik yang menyerahkan seluruh keputusan kepada pemerintah pusat, tegas Presiden Soeharto. “Hal itu bukan saja mustahil dilakukan dalam kondisi perubahan serba cepat, tetapi juga akan menghambat tumbuh dan berkembangnya kreativitas dan prakarsa masyarakat,” ujar Kepala Negara saat menerima para peserta Kursus Singkat Angkatan V Lemhannas di Bina Graha, kemarin.
Prakarsa dan kreativitas masyarakat, lanjut Presiden, justru menjadi modal utama untuk dapat berlangsung hidup dalam dunia yang amat dinamis. Di lain pihak, tidak mungkin menyerahkan seluruh kegiatan kepada dinamika masyarakat itu sendiri. Menurut Presiden, saat ini kita sungguh-sungguh berada dalam tahap yang paling awal dan satu kurun sejarah dunia baru, yang jika. dipelihara dan dikembangkan dengan baik akan membawa kesejahteraan dan perdamaian yang belum pernah dirasakan umat manusia sebelumnya. Satu masalah mendasaryang timbul dalam era baru ini dan memerlukan pemikiran yang sungguh-sungguh, kata Kepala Negara, adalah merumuskan kembali peranan negara nasional dalam tatanan global. “Negara-negara nasional jelas akan selalu ada, sebagai lembaga yang tumbuh dan berkembang dari sejarah perjuangan satu bangsa dalam mencapai kehidupan yang lebih baik,” tutur Presiden.
Dalam negara nasio’nal itulah, jelas Kepala Negara, satu bangsa yang terdiri dari demikian banyak golongan dapat menyatukan seluruh potensi dan kekuatannya untuk menghadapi tantangan serta peluang yang terbuka. Dalam negara nasional itu pula, ungkap Presiden, terdapat kadar solidaritas tertinggi yang dapat dikembangkan umat manusia dalam mewujudkan cita-citanya. “Karena itu, tatanan global akan tetap terdiri dari negara-negara nasional ini, kendati di dalam negara-negara nasional akan tetjadi rangkaian penyesuaian.” Selanjutnya, Kepala Negara berpendapat, bangsa Indonesia kini tengah berada dalam lingkungan strategis baru di mana dunia terus bergerak ke arah tatanan baru, yang bukan hanya pada tataran pemerintahan tetapi juga tataran kewilayahan dan masyarakat.
Menurut Presiden, perubahan itu antara lain berasal dari bertambah matangnya wawasan para negarawan, politisi dan budayawan, kemajuan luar biasa umat manusia dalam iptek serta bertambah eratnya hubungan sosial ekonomi antar bangsa. Pada tataran pemerintahan, jelas Kepala Negara, makin banyak badan-badan yang bersifat multilateral yang dibangun untuk melayani kepentingan bersama. Akibatnya, setiap pemerintahan harus melakukan rangkaian penyesuaian untuk memungkinkan berlangsungnya kerja sama antar negara.
Sumber: MEDlAINDONESlA(12/07/ 1995)
____________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVII (1995), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 237-238.