TINGKATKAN KELANCARAN DAN EFISIENSI PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN

TINGKATKAN KELANCARAN DAN EFISIENSI PELAKSANAAN PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN

PRESIDEN :

Presiden Soeharto menekankan efisiensi bagi kelancaran pelaksanaan proyek­proyek pembangunan yang mendapat bantuan dari dana IGGI.

Petunjuk Presiden itu dikemukakan dalam sidang kabinet terbatas bidang Ekuin yang dipimpin di Bina Graha Rabu setelah mendengar laporan Menteri Keuangan A.I.Dr. Sumarlin mengenai hasil-hasil sidang IGGI.

Presiden mengatakan agar dana bantuan IGGI bagi pelaksanaan proyek­proyek pembangunan di Indonesia digunakan sebaik-baiknya, seefisien mungkin. Tidak hanya untuk proyek-proyek yang mendapat bantuan dana luar negeri, tetapi juga proyek-proyek yang dibiayai dari dana dalam negeri supaya dijaga kelancaran dan ditingkatkan efisiensinya.

Kepada wartawan, Menteri Sumarlin yang juga adalah Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua Bappenas, mengatakan sidang IGGI yang berlangsung di Belanda 4 sampai 5 Juni sepakat memberikan dana bersyarat lunak kepada Indonesia pada tahun 1984/1985 paling sedikit 2,4 milyar dolar Amerika.

Menurut Menteri, dana yang berasal dari berbagai negara dan badan internasional yang sudah mengumumkan jumlah dananya lk. 2.459,69 juta dolar AS.

Dana tersebut terdiri atas 695, 29 juta dolar Amerika dari negara-negara anggota IGGI dan 1.764,4 juta dolar Amerika dari badan-badan internasional.

Secara terperinci Menteri menyebutkan, dana dari Jepang 71,6 milyar yen (321,27 juta dolar AS), Jerman Barat 100 juta Mark Jerman (37,52 juta dolar AS), Kanada 40 juta dolar Kanada (30,89 juta dolar AS), Inggeris 4,17 juta pound (5,86 juta dolar AS), Inggeris mengumumkan jumlah dana IGGI untuk tiga tahun sebesar 12,5 juta pound.

Untuk tahun ini 4,17 juta pound. Australia 44 juta dolar Australia (39,85 juta dolar AS), Belgia 6,42 juta dolar AS, Perancis 37,18 juta dolar AS, Belanda 53,2 juta dolar AS, Italia 30 juta dolar AS dan Amerika Serikat 116 juta dolar AS.

Selandia Baru, Australia, Denmark, Spanyol, Swiss, Norwegia, Finlandia dan Swedia belum mengumumkan jumlah dananya untuk IGGI.

Khusus dana dari Amerika sudah termasuk bantuan pangan sebesar 45,5 juta dolar AS. Dana dari Jepang selain dari IGGI juga menyediakan hibah sebesar delapan milyar yen.

Dari badan-badan internasional, Bank Dunia 1.200 juta dolar AS, Bank Pembangunan Asia 500 juta dolar AS, UNDP38 juta dolar AS,MEE 14 juta dolar AS dan UNICEF 12,4 juta dolar AS. IFAD belum mengumumkan jumlah dananya untuk IGGI.

Menteri Sumarlin mengatakan, sidang IGGI mendukung sepenuhnya kebijaksanaan pemerintah Indonesia yang diambil untuk mengatasi keadaan ekonomi yang ternyata telah membawa hasil-hasil yang positif bagi perbaikan neraca pembayaran Indonesia maupun bagi kelangsungan pelaksanaan pembangunan Sidang IGGI juga mendukung sepenuhnya kebijaksanaan pembangunan dalam Repelita IV.

Proyek-proyek

Menteri Sumarlin memberikan beberapa contoh proyek-proyek pembangunan di Indonesia yang mendapat bantuan dari dana IGGI 1984/1985.

Di bidang pertanian misalnya, proyek produksi dan distribusi benih padi di Aceh, Sumsel, Lampung yang mendapat bantuan IGGI, (Jepang) lk. 10,5 juta dolar AS dan Kalteng dari Bank Pembangunan Asia sebesar 65 juta dolar AS.

Proyek perikanan, PIR, kelapa sawit, PIR kapas di NTB dan NTT juga mendapat bantuan IGGI.

Proyek-proyek pengairan dan irigasi serta pengendalian banjir di Sungai Brantas, Kali Madiun, Sungai Teribarang dan Kota Padang serta bendungan di Jawa Tengah juga mendapat bantuan IGGI.

Selain itu sejumlah proyek di sektor pertambangan, perumahan termasuk perbaikan kampung dan penyediaan air bersih juga mendapat bantuan IGGI.

Atas pertanyaan mengenai pinjaman Indonesia dari luar negeri, Menteri mengatakan, sampai Desember 1983 berjumlah sekitar 31 milyar dolar RS, 23 milyar di antaranya sudah dilaksanakan untuk proyek-proyek pembangunan.

Mengenai “debt service ratio” (perbandingan pendapatan ekspor dengan kewajiban membayar hutang luar negeri), menteri mengatakan bahwa hal itu cukup terkendali. (RA)

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (07/06/1984)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VII (1983-1984), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 729-731.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.