“TOKOH” SUROTO MENILAI: GERAKAN KONTRA REVOLUSIONER “G-30-S” BIASA

“TOKOH” SUROTO MENILAI:

GERAKAN KONTRA REVOLUSIONER “G-30-S” BIASA [1]

 

Djakarata, Berita Yudha

SUROTO, Wakil Ketua Dewan Pimpinan dan Pemimpin Redaksi LKBN Antara menjatakan dengan ironis, bahwa peristiwa petualangan kontra revolusioner 30 September jang telah meminta korban putra2 terbaik Indonesia berupa enam perwira tinggi, seorang perwira pertama TNI/AD dan beberapa korban lainnja adalah sebagai “peristiwa biasa” sadja.

Peristiwa 30 September hanjalah berupa “shock” dalam revolusi dan karenanja adalah “peristiwa biasa sadja”, demikian dikatakannja dan sekaligus utjapannja ini menundjukkan belangnja serta menundjukkan mentalitet jang rendah.

Pernjataan tsb. diatas diutjapkan oleh Suroto sewaktu memberikan kata sambutannja dalam briefing jang diadakan oleh dewan Pimpinan LKBN ANTARA kepada Kepala2 Bagian, Sub Bagian2 Seksi2 dan Sub-Seksi2 jang berada dalam LKBN ANTARA.

Dengan nada hendak menutup nutupi kenjataan jang hidup jang dan hendak menjelamatkan diri dari tuduhan2 jang santer dilansir oleh massa revolusioner, ormas, orpol progresif serta oleh organisasi karyawan LKBN ANTARA termasuk Serlkat Buruh Pekabaran ANTARA “SPBA”. Suroto lebih landjut mengatakan bahwa hendaknja situasi jang ada sekarang ini djangan dipertadjam dengan mengadakan hasutan2, tuduhan2, sebab hal ini dapat dipengaruhkan oleh Nekolim untuk memetjah belah persatuan dan kesatuan Bangsa.

Dalam usahanja ingin tetap berkuasa terus di ANTARA, SUROTO telah “memindjam “harapan Bung Karno, agar hendak nja kita berpegang teguh kepada komando Presiden Sukarno untuk menjelaskan peristiwa 30 september tsb dengan tenang

Dalam kesempatan tsb Suroto jang mendjabat sebagai pemimpin Redaksi LKBN ANTARA sama sekali tidak menjinggung2 soal mengapa LKBN ANTARA telah didjadikan terompet “Gerakan 30 September” dengan menjiarkan berita2 Dewan Revolusi mdonesia dengan tjara jang menjolok dan antusias sekali, padahal diketahui, bahwa Suroto pada waktu pembuatan berita tsb berada ditempatnja bersama2 dengan wartawan2 jang berada dibawah pengaruhnja.

Sumber: BERITA YUDHA(09/10/1965)

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 31-32

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.