Tunjukkan, Siapa Bapak

Kepada

Yth. Bapak. H. Muhammad Soeharto

Jl. Cendana

di Jakarta

TUNJUKKAN, SIAPA BAPAK [1]

Dengan segala hormat,

Sesungguhnya saya sangat sulit untuk memulai surat ini, namun makin lama rasanya makin tidak tahan hati ini mendengar Bapak dicerca di media masa. Seakan, 32 tahun Bapak berkarya tidak ada harganya. Sedangkan mereka tahu kita. Dan bukankah perjuangan Bapak tidak hanya dimulai tahun 1965, tapi jauh sebelumnya.

Mereka yang baru bisa berjuang untuk sekelompok orang, men­cela pemimpin Negara. Mereka yang mengaku beragama, omongnya tidak mencerminkan ajaran agamanya. Saya sadar, sebagai manusia tentunya Bapak juga tidak sempurna. Namun perjuangan yang pan­jang, hasil yang sudah dinikmati hampir seluruh rakyat Indonesia bukan tidak berarti. Menyebalkan melihat orang yang dahulu sebagai penjilat, menjerumuskan, kemudian menjadi penghujat.

Negara Kesatuan ini tetap harus dipertahankan, Rakyat yang lapar harus diperhatikan, kesatuan pandang yang kini terkoyak harus disatukan. Tapi bukan harus mengorbankan harga diri. Tunjukkan pada dunia khususnya pada penghujatmu, Siapa Soeharto. Biar di atas bergolak, tapi di bawah tetap tenang. Sebagai penghibur Bapak, kami sampaikan Dandang Gulo 3 podho, yang mempakan ungkapan isi hati kami.

Bapakku, Aku Anak Indonesia, tetap setia selalu. (DTS)

Kawulo Ngayogyakarto

Susetyo

Yogyakarta

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 627. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.