UMAT BERAGAMA HARUS MAMPU KENDALIKAN NAFSU KEBENDAAN

UMAT BERAGAMA HARUS MAMPU KENDALIKAN NAFSU KEBENDAAN

 

Jakarta, Suara Karya

Presiden Soeharto menghimbau kepada masyarakat yang berpunya agar memanfaatkan kekayaannya untuk kegiatan-kegiatan produktif, kegiatan sosial serta membantu masyarakat yang masih hidup dalam serba kekurangan.

Himbauan tersebut disampaikan Kepala Negara ketika memberi sambutan pada upacara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, Sabtu malam di Istana Negara.

Presiden juga menghimbau masyarakat berpunya untuk memberi bantuan beasiswa kepada anak-anak atau remaja dari keluarga tidak mampu. Pendidikan adalah salah satu sarana untuk meningkatkan kehidupan mereka.

Pendidikan adalah juga investasi manusia bagi masa depan. “Kalau kita ingin mengangkat harkat dan martabat bangsa, kita harus meningkatkan pendidikan bangsa kita, dalam hubungan ini, sebagai kaum muslimin kita harus belajar dari perjuangan Nabi Muhammad SAW,” kata Presiden.

Presiden mengatakan, kaum hartawan di kalangan umat Islam hendaknya menyumbangkan kekayaan mereka untuk kemajuan pendidikan umat dan bangsa Indonesia. Hanya dengan kemajuan dalam pendidikan bangsa Indonesia akan mempunyai masa depan yang cerah.

“Sebagai umat beragama kita harus mampu mengendalikan diri, mengendalikan nafsu kebendaan. Agama memberi kepada kita dimensi lain bagi kehidupan kita. Agama mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak hanya tergantung kepada kekayaan. Kekayaan bukanlah tujuan,” kata Presiden.

Kepala Negara mengatakan, sebagai umat yang jumlahnya mayoritas, kaum muslimin hendaknya mampu membangun citra diri sebagai pembawa rahmat bagi seluruh bangsa Indonesia tanpa kecuali.

Sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW memberikan teladan dalam membangun sikap saling percaya dan sikap saling menghormati di antara berbagai warga masyarakat yang berbeda-beda latar belakangnya, baik perbedaan suku maupun perbedaan keyakinan agamanya.

Teladan Nabi Muhammad SAW itu sangat tepat dalam usaha bangsa Indonesia untuk memupuk persatuan dan kebahagiaan bersama dalam masyarakat yang sangat majemuk ini. Lebih-lebih lagi dalam bangsa yang sedang menghadapi tantangan-tantangan ,yang tidak sedikit dan tidak kecil di masa-masa mendatang. “Kita harus menjawabnya, kita tidak mempunyai pilihan lain kecuali berhasil. Sebab, kegagalan akan menimbulkan malapetaka,” ujar Presiden.

Sementara itu, Menteri Agama Munawir Sjadzali dalam sambutannya juga menghimbau masyarakat yang berpunya untuk pandai-pandai menahan diri dan bertenggang rasa. Hal itu karena mengingat masih banyak anggota masyarakat yang belum mempunyai tempat tinggal, yang setiap pagi selalu menghadapi ketidakpastian apakah ia akan menghasilkan sesuatu untuk menghidupi keluarganya.

 

Penerapan Teknologi

Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Alala yang menyampaikan hikmah Maulid Nabi Muhammad SAW menyoroti upaya penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. la mengatakan, penerapan dan pemanfaatan ilmu dan teknologi harus merupakan instrumen penting dalam mendukung keberhasilan strategi pembangunan, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi sekaligus untuk memeratakan hasil pembangunan, kesempatan kerja dan stabilitas nasional.

 

 

Sumber : SUARA KARYA(24/10/1988)

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku X (1988), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 485-486.

 

 

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.