UNTUK SELESAIKAN MASALAH KAMBOJA: PERLU KEBULATAN TEKAD, KEMAUAN DAN PENDIRIAN
Jakarta, Angkatan Bersenjata
Presiden Soeharto menekankan kembali kunci utama penyelesaian masalah Kamboja terletak di tangan rakyat dan para pemimpin Kamboja sendiri. Sedangkan negara-negara lain seperti Indonesia, hanya bisa membantu dengan menyumbangkan sesuatu untuk penyelesaian itu.
Penekanan Presiden itu disampaikan ketika menerima kunjungan kehormatan para ketua faksi Kamboja yang sedang mengikuti JIM II di Istana Merdeka Senin pagi. Dalam pertemuan itu Presiden didampingi oleh Menlu Ali Alatas dan Mensesneg Moerdiono. Keempat faksi yang hadir Son Sann, Khieu Samphan, Pangeran Ranaridh dan HunSen.
Menurut Presiden, untuk penyelesaian itu yang penting adalah kebulatan tekad , kemauan dan kebulatan pendirian di antara para pemimpin Kamboja. Presiden menyimpulkan berdasarkan laporan dan membaca pemberitaan di media massa, sebenarnya JIM II dalam proses telah mencapai kesepakatan tentang sasaran akhir usaha penyelesaian Kamboja.
Menurut Menlu Alatas kepada wartawan, proses JIM telah memberijalan bagi tujuan akhir penyelesaian itu, hanya yang masih berbeda adalah dalam modalitas untuk cara-cara menuju sasaran akhir itu.
Dalam kaitan ini Presiden Soeharto memberikan perumpamaan, jalannya sudah satu, sasaran yang ingin dicapai juga satu, tapi keempat faksi itu masih menggunakan kendaraan masing-masing menuju sasaran akhir itu.
Ditambahkan, tanpa memasuki materi perumpamaan itu Presiden menyarankan, apakah tidak bisa dicarikan untuk menuju sasaran antara misalnya dengan menyelenggarakan pemilihan umum. Dengan cara ini rakyat Kamboja akan menentukan bentuk pemerintahan sendiri yang diinginkan sesuai rekonsiliasi nasional.
“Gunakanlah untuk sementara waktu satu kendaraan, kendaraan masing-masing diparkir dulu tapi jangan dibuang. Kemudian dengan kendaraan yang sama itu menuju ke sasaran antara itu,” tambah Kepala Negara yang dikutip Menlu Alatas. Sebab dengan kendaraan yang sama itu maka akan mempermudah pencapaian segala aspek termasuk aspek ekstemal.
Inti imbauan Presiden menurut Alatas yang disampaikan kepada keempat faksi Kamboja itu, adalah alangkah baiknya jika mereka dapat bersatu untuk mencapai sasaran yang hendak dicapai yaitu Kamboja yang merdeka, berdaulat, bersatu, damai dan hidup berdampingan dengan negara sekitarnya serta nonblok.
Terima Kasih
Atas himbauan Presiden itu, Hun Sen dan Son Sann keduanya PM Kamboja dan pemimpin KPNLF menyatakan rasa terima kasihnya. Mereka akan mencoba dan sepakat bahwa diantara mereka harus mengadakan perundingan lebih lanjut. Namun menurut Alatas masih terdapat perbedaan pada aspek-aspek itu.
Hun Sen yang didesak wartawan setelah pertemuan yang berlangsung 40 menit itu mengatakan dalam waktu pelaksanaan JIM dua hari ini sampai kemarin, pihaknya tetap berharap masalah Kamboja barn hanya akan tercapai sebagian penyelesaiannya.
Setelah menerima keempat faksi itu di Istana Merdeka pada pukul 09.00 WIB, kemudian di Bina Graha Presiden Soeharto menerima para Menlu ASEAN, Vietnam dan Laos pukul 11.00 WIB yang juga berlangsung sekitar 40 menit. Menlu Vietnam Nguyen Co Thach yang ditanyakan wartawan mengatakan pada pertemuan itu Presiden Soeharto memberikan saran pendapatnya tentang usaha penyelesaian masalah Kamboja. Namun Co Thach tidak merinci keterangannya.
Sumber : ANGKATAN BERSENJATA (21/02/1989)
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XI (1989), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 67-68.