UPAYA TINGKATKAN SEMANGAT KERJA BUKAN PEKERJAAN YANG MUDAH [1]
Jakarta, Business News
“Upaya peningkatan semangat kerja bukanlah pekerjaan yang mudah”, demikian penegasan Presiden Soeharto. Sebelumnya dikatakannya, bahwa bangsa yang lembek semangat kerjanya akan makin tertinggal dan terbelakang dibandingkan bangsa-bangsa lain yang memiliki semangat kerja yang tangguh.
Kepala Negara menandaskan hal di atas pada peresmian berbagai proyek pembangunan di Propinsi Sumatera Selatan Selasa kemarin. Ditambahkan, yang menjadi sasaran utama pembangunan nasional kita justru peningkatan kualitas manusia. Karenanya dalam perencanaan pembangunan di masa-masa mendatang, masalah masalah pembangunan sumberdaya manusia harus menjadi titik perhatian kita yang utama. Tanpa sumberdaya manusia yang berkualitas, bangsa kita akan sulit mengejar ketinggalan di tengah-tengah di namikanya proses globalisasi yang makin deras mengalir di masa-masa yang akan datang.
Pada bagian awal sambutannya Presiden Soeharto menyatakan, dalam melaksanakan pembangunan selama ini semangat rakyat Indonesia tetap menyala nyala. “Tidak pernah redup, apalagi padam, ” tandasnya.
“Semangat membangun ini perlu terus kita pelihara. Sebab, pembangunan bangsa di manapun juga tidak ada yang sepi dari tantangan, hambatan dan persoalan. Pembangunan yang berhasil, juga menimbulkan persoalan-persoalan baru yang harus kita atasi. Itu adalah sifat dan hukumnya pembangunan yang harus kita sadari.”Apa yang dahulu kita anggap telah baik, sekarang temyata harus kita buat lebih baik lagi, “tutur Presiden. “Apa yang dahulu kita anggap cukup, temyata sekarang malah terasa kurang. Semuanya itu merupakan bagian dari dinarnikanya masyarakat yang sedang membangun,merupakan bagian dari meningkatnya aspirasi masyarakat kita.”
Jembatan Air Musi II
Dengan selesainya Jembatan Air Musi II Palembang dan Jembatan Air Keramasan Palembang serta Jalan Arteri Lingkar Barat Palembang dan Peningkatan Jalan Lintas Tengah Sumatera, kita mengharapkan arus transportasi di daerah ini dan di pulau Sumatera umumnya akan lebih lancar lagi. Kelancaran arus transportasi ini sangat penting, terutama dalam upaya kita untuk memacu laju pembangunan.
Kecepatan arus ke luar masuknya barang sangat kita perlukan dalam upaya mempercepat pertumbuhan dan pemerataan pembangunan. Oleh karena itulah pembangunan sarana dan prasarana transportasi memperoleh perhatian kita yang tinggi dan akan terus kita lanjutkan demi kemajuan kehidupan bangsa kita.
Harus kita sadari bahwa pembangunan sarana dan prasarana transportasi memakan biaya yang sangat mahal. “0leh karena itu, saya sangat mengharapkan agar sarana dan prasarana transportasi yang telah kita bangun dengan biaya yang sangat mahal itu kita pelihara sebaik-baiknya. Harus kita akui bahwa salah satu kelemahan kita dalam melaksanakan pembangunan selama ini justru terletak pada masalah pemeliharaan apa yang telah kita bangun dengan segala susah payah. Akibatnya, tidak jarang terjadi pemborosan yang sebenarya tidak perlu, ” ungkap Kepala Negara.
Listrik Masuk Desa
Dengan meningkatkan efisiensi, akan bertambah besar kekuatan yang dapat kita kerahkan untuk memperluas pembangunan. Salah satu di antaranya yang sangat penting adalah memperluas pembangunan daerah-daerah pedesaan.
“Itulah sebabnya, saya selalu merasa ada kebahagiaan j ika saya meresmikan proyek-proyek pedesaan , seperti Iistrik masuk desa hari ini, “katanya. Dengan tersedianya listrik, terbuka kesempatan bagi masyarakat pedesaan untuk memanfaatkan alat-alat listrik guna meningkatkan kegiatannya baik di bidang pertanian maupun industri kecil dan kerajinan. Dengan demikian, hasil kegiatan mereka akan dapat meningkat jenisnya, jumlahnya maupun mutunya. Semuanya ini jelas akan memperbesar pendapatan masyarakat pedesaan, yang bertambah luas yang berarti akan menambah baiknya mutu kehidupan mereka.
Dengan tersedianya Iistrik, juga terbuka kemungkinan yang lebih besar untuk memanfaatkan media komuniasi elektronik seperti radio dan televisi. Hal ini mempunyai makna yang sangat besar, bukan saja di bidang ekonomi melainkan juga bagi pendidikan dan budaya masyarakat. Melalui media komunikasi elektronika, arus informasi dapat lebih cepat diterima dan diserap masyarakat. Dengan demikian, pengetahuan dan wawasan masyarakat pedesaan akan bertambah luas.
Kepribadian dan Jatidiri
Pembangunan sarana dan prasarana fisik membawa pengaruh yang positif, tidak hanya dalam kehidupan ekonomi melainkan juga dalam kehidupan sosial, politik dan budaya masyarakat kita. Tantangan yang kita hadapi adalah memberi arah dan saluran agar perkembangan kehidupan masyarakat itu tetap rnemperkuat kepribadian dan jati diri bangsa kita. Sebab, bangsa yang lemah kepribadiannya dan kabur jati dirinya akan sangat mudah diombang-ambingkan oleh perubahan masyarakat yang berjalan sangat cepat, “Presiden Soeharto menegaskan .
Kita menyadari bahwa pembangunan membawa perubahan sosial dengan segala dampaknya. Lebih-lebih saat ini, ketika umat manusia mengalami proses globalisasi. Dalam peningkatan proses globalisasi dunia itu, dengan sendirinya masyarakat kita dibanjiri oleh berbagai informasi, pikiran kita dipengaruhi oleh berbagai peristiwa dan dimasuki oleh nilai-nilai baru dari luar.
Keberhasilan yang kita capai dalam pembangunan selama ini tidak berarti bahwa tantangan pembangunan yang akan kita hadapi di masa depan akan makin ringan dan berkurang. Justru sebaliknya, tantangan-tantangan yang akan kita hadapi akan makin besar dan ban yak dan makin kompleks.
Kita dihadapkan pada tantangan proses globalisasi yang tidak mungkin dibendung. Kita dihadapkan pada perubahan-perubahan dunia yang berjalan sangat cepat dan sebagian tidak terbayangkan sebelumnya. Kita dihadapkan pada persaingan dan perlombaan sengit dalam mengejar kemajuan dalam kehidupan antar bangsa. Semua ini harus membuat kita makin sadar bahwa kita harus memacu lebih cepat lagi laju pembangunan bangsa kita. Untuk itu, kerja keras, kerja tekun dan kerjasama di antara semua kalangan bangsa kita harus lebih ditingkatkan lagi. Ini berarti kita harus berusaha Jebih meningkatkan semangat kerja dan solidaritas sosial bangsa kita.
Sumber: BUSINESS NEWS (05/08/1992)
_____________________________________________________
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XIV (1992), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 590-592.