URUNG JADI TUAN RUMAH PON, PEMBANGUNAN SSC JALAN TERUS

URUNG JADI TUAN RUMAH PON, PEMBANGUNAN SSC JALAN TERUS[1]

 

Surabaya, Antara

Gubemur Jatim, Basofi Soedirman, menyatakan meskipun Jatim telah diputuskan Presiden Soeharto urung menjadi tuan rumah PON XIV tahun 1997, bukan berarti rencana pembangunan Surabaya Sport Center juga terhenti.

“Pembangunan komplek olahraga bertarap internasional SSC di atas lahan 100 hektar di Pantai Timur Surabaya (PTS) itu tetap berjalan,” kata Basofi, ketika meninjau bazar murah Dharma Wanita Pemda Jatim di Gubernuran di Surabaya, Rabu.

Awalnya SSC oleh Pemda Kodya Surabaya dibangun dengan harapan mengantisipasi menjadi tuan rumah pesta akbar olahraga empat tahunan di tanah air ini, bekerjasama dengan tiga investor yaitu PT. Pakuwon Jati, Sac Nusantara dan Dharmala Land. Ketiga investor tersebut akan membebaskan lahan seluas 1000 Ha di PTS untuk dibangun menjadi pemukirnan, apartemen, perbelanjaan, perkantoran, pusat hiburan dan wisata pantai dengan syarat menyediakan lahan seluas 100 Ha dibangun SSC. Dalam pelaksanaannya sempat menimbulkan peristiwa yang melibatkan beberapa pejabat Pemda Kodya Surabaya, sehingga Gubernur Jatim saat itu (1988-1993) Soelarso, terpaksa membebastugaskan enam pejabat dinilai menyalahgunakan dana setoran investor.

Tetapi, setelah beberapa tahun realisasi pembangunan SSe dengan alokasi dana Rp 100 miliar belum terlaksana, sehingga proyek ambisius ini diambil alih Pemda Tingkat I Jatim.

“Saat ini Pemda Jatim sedang mengevaluasi dan akan memanggil ketiga investor SSe itu, karena tampaknya hingga kini tidak serius, laban untuk SSe seluas 100 Ha baru dibebaskan tujuh Ha,” kata Basofi.

Ia mengatakan pembangunan SSC bukan hanya untuk kepentingan mengantisipasi tuan rumah PON tetapi juga penyediaan fasilitas olahraga jangka panjang di daerah ini dengan harapan prestasi para atletnya makin meningkat.

KONI

Mengenai Ketua Umum KONI yang dijabat Wagub Jatim bidang Pemerintahan dan Kesra, Harwin Wasisto, oleh masyarakat dianggap gagal serta kalangan olahraga menghendaki diganti oleh Gubernur Jatim, Basofi Soedirman dan ketua hariannya, Trimmjono, SH.

“Boleh saja usulkan saya sebagai calon, tetapi sebaiknya Ketua Umum KONI dijabat Wagub, masa semua kedudukan dijabat Gubernur, apa-apa kan tidak mesti Gubernur,” kata Basofi.

Sementara itu Ketua DPRD Jatim, Trimatjono, SH yang juga mantan Wagub dan Ketua Umum Koni daerah ini mengatakan, dirinya siap menjadi ketua harian asalkan Basofi Soedirman sebagai Ketua Umumnya. Tetapi, karena Basofi telah menyatakan agar Ketua Umum KONI cukup dipegang salah satu dari dua Wagub, ya sebaiknya cukup Wagub saja, katanya. Mengenai urungnya Jatim sebagai tuan rumah PON XIV tahun 1997, ia menyatakan tugas utama Pemda khususnya KONI Jatim tetap memperhatikan prestasi para atlet dan pembina di masing-masing cabang (Pengda).

“Rencana sebagai tuan rumah sangat memacu para atlet daerah ini dalam latihan, dengan harapan saatnya kelak bisa berprestasi di daerahnya sendiri dalam kegiatan olahraga nasional empat tahunan ini.Jadi batalnya menjadi tuan rumah membuat para atlet mental dan semangatnya turun, hal ini perlu menjadi perhatian, “demikian Trimatjono.  (T.SBY-008/SBY-001/SP03/  2/03/9415:58)

Sumber: ANTARA  (02/03/1994)

______________

[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari Buku “Presiden Ke II RI Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku XVI (1994), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal 650-651.

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.