WADUK  GONDANG  DAN JEMBATAN  BOEZEM JATIM  USAI

WADUK  GONDANG  DAN JEMBATAN  BOEZEM JATIM  USAI

Jakarta, Antara

Presiden Soeharto menurut rencana akan meresmikan saat operasinya Waduk Gondang dan  jembatan Boezem, Morokrembangan, tanggal 4 April mendatang.

Humas Dep. Pekerjaan Umum di Jakarta hari Sabtu mengungkapkan, Waduk Gondang yang terletak di Kab. Lamongan, Jawa Timur tersebut mampu mengairi areal sawah seluas 10.482. Ha, sedangkan jembatan Boezem yang panjangnya 1.017 meter merupakan bagian proyek jalan tol Surabaya- Gempol yang melintasi kanal Boezem di daerah Morokrembangan, Kotamadya Surabaya.

Pembangunan waduk Boezem dimaksudkan untuk mengatasi genangan di daerah Lamongan setiap musim hujan tiba yang sering mengakibatkan rusaknya lahan persawahan dan lokasi pemukiman di wilayah itu. Sebaliknya, pada musim kemarau, wilayah pertanian di Lamongan dan sekitarnya sering kekurangan air yang hanya cukup untuk keperluan penduduk sehari-hari.

Studi kelayakan pembangunan Waduk Gondang sudah dimulai tahun 1902 oleh seorang ahli geologi Belanda G. GodefRoy, kemudian dilanjutkan oleh Dr. W.H. Hetzel pada tahun 1939.

Hasil studi kelayakan ke dua orang tersebut dilanjutkan oleh Fakultas Gajah Mada, kemudian “Detail Design” oleh Proyek Pengembangan Bengawan Solo dan setelah itu Universitas Indonesia melakukan studi penggunaan air serta seluruh sistem irigasinya.

Dengan selesainya pelaksanaan konstruksi Waduk Gondang, maka sejauh ini Proyek Bengawan Solo dengan tenaga-tenaga bangsa Indonesia yang dipekerjakan, telah berhasil menyelesaikan empat bendungan besar (dengan ketinggian lebih 50 kaki).

Tiga bendungan lainnya yang dibangun Proyek Bengawan Solo yaitu Bendungan Nawangan yang pembangunannya rampung tahun 1976, Bendungan Parangjoho (1979) dan Bendungan Song Putri (1984). Ketiganya terletak di Kab. Wonogiri.

Pelaksanaan konstruksi Waduk Gondang termasuk dana pembebasan tanahnya, menghabiskan dana sekitar Rp.14,5 miliar berasal dari APBN dan APBD.

Sistem irigasi Gondang terdiri dari Waduk Gondang dan sembilan waduk Iapangan (Waduk German, Balong Ganggang, Gumender/Gempol, Mojomanis, Rancang, Lopang, Joto, Tuwiri dan Canggah.

Pada saat musim hujan, Waduk Gondang berfungsi sebagai penampung air, sedangkan di musim kemarau akan mendistribusikan air melalui saluran pembawa utama dan saluran cabang ke sembilan waduk lapangan tersebut.

Sedangkan jembatan Boezem yang pembangunannya menelan dana sekitar Rp.8,5 miliar berasal dari dana obligasi PT. Jasa Marga tersebut diharapkan dapat membantu kelancaran arus lalu lintas terutama dari dan menuju pelabuhan Tanjung Perak sehingga memiliki arti dan nilai yang tinggi bagi perkembangan perekonomian khususnya di Jawa Timur. (LS) T.A 17/BOS/87-03-28-21: 13/ds.

 

 

Sumber: ANTARA (28/03/1987)

 

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 423-424.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.