WAJAR, PEMBERIAN GELAR “BAPAK PEMBANGUNAN” KEPADA PRESIDEN SOEHARTO
Anggota DPR-RI dari FPP Drs. A Chalik Ali berpendapat bahwa pemberian gelar “Bapak Pembangunan” kepada Presiden Soeharto sebagai satu hal yang tidak mengherankan dan wajar, sebagai layaknya suatu gelar yang bersifat kehormatan.
Memberikan keterangannya kepada pers di Jakarta lebih lanjut ia mengemukakan, “Dalam masyarakat Indonesia yang masih bersifat agraris dan digabungkan dengan struktur politik kita sekarang, tidak heran jika timbul kehendak dari sementara pejabat atau golongan untuk memberikan suatu gelar.
Namun demikian, ujarnya, janganlah pemberian gelar itu nantinya dijadikan sebagai isu politik menjelang Pemilu dan tidak dijadikan sebagai alat politik memenangkan golongan politik dalam Pemilihan Umum yang akan datang.
Sebab kalau isu politik diberi peluang, maka kegiatan tersebut akan menjurus kepada kegiatan yang bagaikan “membelah bambu”, sebagian mengangkat ke atas dan sebagian menekan ke bawah. Itu tentunya bisa menggelisahkan rakyat di daerah menjelang Pemilu.
“Masyarakat Indonesia banyak mengenal pemberian gelar baik yang datangnya dari bawah maupun dari atas, tanpa mengandung isu politik. Misalnya “Bapak Koperasi” untuk Bung Hatta, gelar “Proklamator” untuk Soekarno – Hatta, “Pahlawan Revolusi” untuk Ahmad Yani cs, “Pahlawan Ampera”, dan lain-lain. (DTS)
…
Jakarta, Angkatan Bersenjata
Sumber: ANGKATAN BERSENJATA (22/09/1981)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku VI (1981-1982), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 149-150.