WAPRES : KALTENG BUTUHKAN PEMIMPIN BERJIWA PERINTIS
Wakil Presiden, Umar Wirahadikusumah menilai pembangunan di Kalimantan Tengah membutuhkan pemimpin dan pengelola yang berjiwa perintis dan mempunyai sikap mental optimis. Hal itu karena kondisi Kalteng yang cukup berat dan daerahnya cukup luas, sedangkan penduduk sedikit dengan sarana dan prasarana yang terbatas.
Wapres dalam pengarahan di depan pejabat-pejabat pemerintah dan pemuka masyarakat, Jumat, di Palangkaraya menyatakan, hasil pembangunan di Kalsel belum mencapai efisiensi dan efektifitas yang diharapkan. Namun mengingat keadaan alam yang demikian berat tantangannya Wapres menilai, kemajuan yang dicapai daerah itu kini cukup menggembirakan.
Di awal sambutannya Wapres menyatakan bahwa kunjungannya ke Kalteng bukan karena ada persoalan khusus. “Kunjungan saya didorong oleh keinginan untuk lebih mengenal daerah ini serta rakyatnya, melihat kesulitan-kesulitan yang mungkin dapat saya bantu mengatasinya,” katanya.
Pada bagian lain sambutannya Wapres menyoroti masalah manajemen pemerintahan dan manajemen pembangunan. Wapres melihat bahwa kelemahan manajemen tetjadi merata baik di pusat maupun di daerah. Kelemahan itu sering tidak bersumber semata-mata pada kekurangan pengetahuan atau keterampilan, akan tetapi berpangkal pada suatu sikap mental yang belum memenuhi syarat modem seperti yang dituntut oleh pembangunan nasional.
Di samping sikap mental yang demikian, menurut Wapres, banyak hal yang tidak cukup dipaharni mengenai kondisi daerah, mengingat demikian luasnya tanah air ini. Dengan demikian, perencanaan sering kali berhadapan kontras dengan kondisi di lapangan.
Secara khusus Wapres juga menyoroti masalah pertanahan. Masalah itu menurut dia masih merupakan permasalahan kronis dalam penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.
Masalah pertanahan di satu pihak memerlukan tindakan pemerintahan yang menjamin kepastian hukum, sedangkan di lain pihak diperlukan kecepatan tindak untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pembangunan. (RA)
…
Palangkaraya, Suara Karya
Sumber : SUARA KARYA (27/06/1987)
—
Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 153-154.