Presiden Soeharto Menerima Delegasi Mahasiwa Jakarta dan Bandung
(Menyatakan Kesediaan Untuk Menerima Laporan Langsung dari Masyarakat Mengenai Korupsi)[1]
SELASA, 14 Juli 1970. Pagi ini di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menyerahkan duplikat bendera pusaka dan naskah proklamasi kepada Kowilhan se- Indonesia. Presiden meminta agar bendera dan naskah proklamasi tersebut disampaikan kepada daerah-daerah tingkat II di Kowilhan yang bersangkutan.
Sekitar jam 10.30 pagi ini di tempat yang sama, Presiden Soeharto menerima 15 orang delegasi mahasiswa Jakarta dan Bandung. Dalam pertemuan yang diprakarsai oleh Presiden Soeharto itu, para mahasiswa meminta agar kasus-kasus korupsi segera ditindak. Kepada para mahasiswa ini Presiden mengatakan bahwa ia tidak dapat membenarkan korupsi. Oleh karena itu, ia juga menyatakan kesediaannya untuk menerima laporan-laporan langsung dari masyarakat mengenai korupsi. Asalkan disertai bukti-bukti yang lengkap, maka ia tidak segan-segan untuk mengambil tindakan tegas. Presiden menjelaskan bahwa kesulitan yang dihadapi dalam pemberantasan korupsi berkaitan dengan masalah pembuktian secara hukum.
Pada akhir pertemuan, Presiden Soeharto menjanjikan untuk menerima dengan baik setiap laporan mengenai korupsi yang disertai oleh bukti-bukti. Untuk itu Presiden menyediakan waktu untuk menerima mahasiswa yang akan memberikan laporan tentang korupsi setiap hari Sabtu dari jam 9.00 sampai jam 12.00. (AFR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973”, hal 242-243. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003.