1970-12-31 Presiden Soeharto: Demokrasi Sehat Perpaduan Kebebasan dan Tanggung Jawab Untuk Kepentingan Umum, Bangsa dan Negara

Presiden Soeharto: Demokrasi Sehat Perpaduan Kebebasan dan Tanggung Jawab Untuk Kepentingan Umum, Bangsa dan Negara[1]

 

KAMIS, 31 DESEMBER, 1970, Tahun 1970 ini telah ditandai dengan meningkatnya “pernyataan tidak puas” atas berbagai keadaan. Perasaan tidak puas tidak selamanya berarti buruk. Perasaan tidak puas yang wajar, yang menunjukkan sikap kritis terhadap keadaan dan rasa tanggung jawab yang murni, yang didorong oleh hasrat untuk melihat perkembangan yang lebih maju dan lebih baik daripada hasil-hasil yang telah dicapai, sesungguhnya menunjukkan dinamika dalam kehidupan demokrasi. Sayapun masih dapat memahami adanya perasaan kurang puas yang timbul karena kurang mengerti atau kurang dapat mengikuti perubahan keadaan yang makin maju. Demikian dikatakan oleh Presiden Soeharto dalam pidato penutupan tahun 1970 dan penyambutan tahun baru 1971, malam ini.

Presiden menambahkan bahwa “kita tidak perlu melayani dan harus waspada terhadap rasa kurang puas yang negatif, yang tidak konstruktif dan tidak mempunyai perspektif, karena memang tidak wajar dan tidak berdasar, yang sekadar dihembus·-hembuskan kedalam masyarakat karena dorongan “asal melancarkan kritik” berdasarkan kepentingan pribadi dan golongan sendiri saja. Kritik-kritik yang demikian sama sekali bukan ciri demokrasi yang sehat.

Mengenai ciri demokrasi yang diinginkan, menurut Jenderal Soeharto adalah “yang memadukan kebebasan dan tanggungjawab terhadap kepentingan umum, terhadap bangsa dan negara.” Ditambahkan oleh Presiden bahwa demokrasi yang ditegakkan adalah demokrasi yang tumbuh di atas landasan Pancasila dan UUD 1945, demokrasi yang mendukung dan menggairahkan pelaksanaan pembangunan. Mengaitkan demokrasi dengan pembangunan, Presiden Soeharto mengatakan bahwa pembangunan pasti lebih cepat jalannya, apabila seluruh rakyat merasa ikut bertanggung jawab, sedangkan tanggung jawab akan lebih besar apabila rakyat dapat menggunakan hak-hak demokrasinya dengan tepat.

Sehubungan dengan rasa kurang puas itu, Presiden mengajak seluruh rakyat untuk tetap prihatin dan waspada dalam memasuki tahun 1971. Ditegaskannya bahwa tantangan yang kita hadapi dalam tahun mendatang adalah tetap sama. Tantangan tersebut adalah, pertama, tetap memelihara dan lebih memantapkan stabilisasi ekonomi dan politik. Kedua, harus mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis, tertib dan aman, tetapi penuh dinamika. Ketiga, terus melaksanakan tugas nasional, yaitu menyelesaikan pembangunan dan melaksanakan pemilihan umum. (WNR).



[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973”, hal 281. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.