Lantik AKABRI, Presiden Soeharto: Waspadai Perdamaian Semu Perang Nuklir dan Perang Terbatas[1]
RABU, 8 DESEMBER 1971, Presiden Soeharto hari ini di Jakarta melantik perwira remaja lulusan Akabri. Dalam amanatnya, Presiden mengingatkan adanya bahaya dalam keseimbangan yang melahirkan semacam “perdamaian” sekarang ini karena semua pihak berusaha menghindari kehancuran total dalam perang nuklir. Menurut Presiden, ini bukanlah perdamaian sejati melainkan perdamaian semu. Selain itu Presiden juga mengingatkan munculnya bahaya lain yang sama buruknya dengan senjata nuklir dan alat pemusnah besar-besaran lainnya, yakni lahirnya cara-cara penguasaan baru melalui subversi atau menggunakan tangan-tangan lain untuk mengobarkan perang terbatas. Jawaban yang dapat diberikan Indonesia terhadap segala bentuk ancaman ini, menurut pendapat Presiden, adalah mewujudkan ketahanan di bidang ideologi, ekonomi, politik, sosialÂbudaya dan hankam. Perkembangan ekonomi yang diusahakan dengan penuh kesungguhan dewasa ini adalah untuk memperkuat mata rantai terwujudnya ketahanan nasional tersebut, demikian Presiden. (WNR).
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973”, hal 390 Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003