1972-02-10 Kunjungi Auckland, Presiden Soeharto: Amankan Pancasila Harus Tegas ke Komunis

Kunjungi Selandia Baru, Presiden Soeharto: Amankan Pancasila Harus Tegas ke Komunis[1]

KAMIS, 10 FEBRUARI 1972, Hari ini Presiden Soeharto beserta rombongan meninggalkan Sydney menuju Wellington melalui Auckland, Selandia Baru. Dalam penerbangan ini Presiden memberikan konferensi pers kepada para wartawan Indonesia yang menyertainya. Presiden antara lain menjelaskan tentang pembicaraannya dengan tokoh oposisi Australia, Gough Whitlam. Dalam pertemuan itu ia mengatakan bahwa Indonesia akan menghadapi segala kemungkinan gangguan dan serangan dari pihak luar dengan kekuatan pada ketahanan nasional bangsa Indonesia. Dijelaskan pula bahwa kerjasama militer yang dilakukan Indonesia dengan Malaysia dan juga India janganlah diartikan sebagai pakta militer, karena tanpa pakta militer, kerjasama tersebut telah dilaksanakan dengan baik sejak lama, Adapun maksud dari kerjasama militer tersebut ialah untuk mengetahui perkembangan doktrin militer masing-masing negara.

Tentang adanya demonstrasi saat kunjungannya di Australia, dikatakan oleh Presiden bahwa kegiatan tersebut dilakukan oleh jumlah kecil dan itu pun digunakan pihak komunis. Ini menunjukkan kepada kita bahwa dalam mengamankan Pancasila, kita harus lebih tegas dan waspada terhadap kaum komunis.

Siang hari jam 14.00 waktu setempat, Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan, dengan menggunakan pesawat electra milik Air New· Zealand, tiba di Wellington, Selandia Baru. Setibanya di lapangan udara Rongotai,  Presiden dan Ibu Soeharto disambut oleh Gubernur Jenderal Sir Arthur Porritt, dan PM John Marshall, serta pejabat tinggi lainnya. Dari lapangan udara Presiden Soeharto beserta rombongan langsung menuju Government House, dimana secara resmi diterima oleh Gubernur Jenderal.

Setelah acara penerimaan resmi, Presiden dan Ibu Tien Soeharto beserta rombongan berkunjung ke Balaikota Wellington, dan disambut oleh Walikota, Sir Francis Kitts dan Nyonya. Ketika berkunjung di Balaikota, ada demonstrasi yang tampaknya diorganisir oleh pihak komunis dan dilakukan oleh sekelompok kecil orang, serta kurang mendapat tanggapan dari masyarakat. Oleh sebab itu, kegiatan demonstrasi itu tidak mengganggu acara resmi Presiden Soeharto beserta rombongan. Malam hari Presiden dan lbu Tien Soeharto menghadiri jamuan makan yang diselenggarakan pemerintah Selandia Baru di Government House. (WNR)



[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973”, hal 414. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.