Presiden Soeharto: Hindari Hal-Hal Yang Merugikan Integrasi
(Pemerintah Tidak Ubah Kurs Rupiah)[1]
SELASA, 07 AGUSTUS 1973, Hari ini Presiden Soeharto memimpin sidang paripurna kabinet di gedung utama Sekretariat Kabinet. Sidang yang berlangsung mulai pukul 10.00 pagi itu antara lain memutuskan bahwa Pemerintah tidak akan mengubah kurs mata uang rupiah terhadap dolar. Ini berarti bahwa kebijaksanaan yang telah diberlakukan semenjak bulan Agustus dua tahun yang lalu masih tetap dipertahankan. Dengan demikian, kurs US$1 adalah tetap Rp. 415,-.
Masih menyangkut bidang ekonomi, sidang paripurna kabinet juga telah membahas masalah pangan. Dalam hal ini telah diputuskan bahwa Pemerintah akan meneruskan upaya untuk mengimpor beras dari luar negeri.
Sidang juga mendengarkan laporan Panglima Kopkamtib, Jenderal Soemitro, mengenai peristiwa yang terjadi di Bandung pada tanggal 5 Agustus yang lalu (red=kerusuhan rasial anti Cina). Dalam kerusuhan itu telah terjadi berbagai tindak kekerasan dan perusakan. Sidang memutuskan bahwa Pemerintah akan menindak semua pihak yang terlibat dalam peristiwa itu. Selain menyesalkan terjadinya peristiwa tersebut, Presiden menekankan perlunya integrasi nasional. Kepala Negara Menyerukan agar masyarakat menghindari hal-hal yang merugikan integrasi. Demikian disampaikan oleh Menteri Penerangan Mashuri SH seusai sidang. (AFR)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 41. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.