Presiden Soeharto Setujui Diorama Monas[1]
JUM’AT, 18 MARET 1977, Presiden Soeharto menyetujui diorama di museum sejarah Monumen Nasional yang menggambarkan suasana menjelang dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret, sebagai awal berdirinya Orde Baru dalam sejarah Indonesia. Demikian dijelaskan oleh Kepala Pusat Sejarah Hankam, Brigjen. (Tit.) Nugroho Notosusanto, ketika mendampingi Presiden dan Ibu Soeharto meninjau museum sejarah Monas. Dalam diorama Supersemar itu digambarkan suasana yang sebenarnya, dimana Jenderal Soeharto, yang sedang berbaring sakit di kediamannya di Jalan Irian, Jakarta Pusat, menerima Mayjen. Basuki Rachmat, Mayjen. M Jusuf, dan Brigjen. Amirmachmud. Pada bagian lain, Presiden Soeharto menyarankan agar ketika naskah proklamasi dipertunjukkan dapat dibarengi dengan suara asli Bung Karno. (WNR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 467. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003