Presiden Soeharto “Bapak Petani” Timor-Timur[1]
RABU, 13 April 1977, Kepala Dinas Pertanian Timor Timur bersama rombongan petani daerah tersebut telah diterima Presiden Soeharto di Bina Graha hari ini. Setelah berjumpa dengan Presiden Soeharto, Kepala Dinas Pertanian Timor Timur, Vernao Verdial, mengatakan bahwa mereka menerima banyak sekali petunjuk dari Kepala Negara tentang bagaimana melaksanakan pertanian di provinsi tersebut. Dalam pertemuan itu pula para petani telah meminta kepada Presiden Soeharto untuk bersedia menjadi “Bapak Petani” bagi rakyat Timor Timur. Maksud pemberian gelar itu adalah untuk mendorong agar rakyat Timor-Timur aktif dalam sektor tersebut. Permohonan rakyat tersebut disetujui oleh Presiden Soeharto dan malahan ia tidak berkeberatan gambarnya dipasang di setiap kabupaten sebagai Bapak Petani. Presiden Soeharto juga menambahkan bahwa ia bukan hanya sebagai Bapak Patani bagi Timor Timur saja, akan tetapi juga bagi seluruh petani Indonesia. Pada kesempatan itu, ia menjanjikan akan memberikan alat-alat pertanian untuk membantu rakyat di Timor Timur. (AFR)
Galeri Foto:
Presiden Soeharto Menerima Penyerahan Pernyataan Politik Raja-Raja Timor
Timor-Timur merupakan bagian dari wilayah nusantara dan selama lebih 400 tahun masih berada dalam cengkeraman penjajah Portugis. Timor-Timor juga terus dilanda konflik horisontal berkepanjangan sehingga kesejahteraan rakyatnya tidak bisa beranjak naik. Raja-Raja Timor menyerahkan pernyataan politik kesetiaan sebagai bagian tak terpisahkan dari NKRI. Foto-foto pada saat penyerahan pernyataan politik dikemukakan sebagai berikut:
Presiden Soeharto Menerima Petisi Penggabungan Timor – Timur
Penjajahan Portugis selama kurang lebih 400 tahun menjadikan rakyat Timor-Timur lelah dan menginginkan situasi yang lebih baik bagi kesejahteraan rakyatnya. Timor-Timor juga masih merupakan dari wliayah nusantara sehingga integrasi ke Indonesia berarti juga kembali ke kampung halaman besarnya dulu sebelum dibelah-belah oleh kolonialisasi Eropa. Integrasi Timor-Timur ke Indonesia pada tahun 1975 merupakan kehendak rakyat Timor-Timur sendiri sebagaimana petisi Penggabungan yang disampaikan delegasi Rakyat Timor-Timur pimpinan Arnald kepada Presiden Soeharto. Foto-foto pada saat rakyat Timor-Timor menyerahkan petisi penggabungan dikemukakan sebagai berikut: