Presiden Soeharto Peringatkan Penghambat Pemilu[1]
SENIN, 30 MEI 1977 Presiden Soeharto dengan keras memperingatkan pihak-pihak yang secara sadar maupun tidak berusaha mengecilkan arti pemilihan umum 1977. Misalnya usaha-usaha untuk menghambat pengumpulan dan penghitungan suara yang secara resmi sedang berlangsung. Peringatan Presiden itu dikeluarkan siang ini setelah tiga jam lebih mengadakan pertemuan dengan pimpinan teras Hankam di Bina Graha.
Menteri/Sekretaris Negara Sudharmono mengatakan bahwa peringatan Presiden itu dikeluarkan berhubung adanya tuntutan yang keras bagi penandatanganan Formulir CAl, beberapa hari sebelum hari pemungutan suara tanggal 2 Mei, dan adanya penarikan wakil satu kontestan dan larangan untuk menandatangani berita acara. Presiden Soeharto mengajak semua kekuatan sosial politik dan peserta pemilihan umum serta seluruh rakyat Indonesia untuk melihat ke depan, dengan jalan saling memaafkan dan bertobat serta meminta ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kekhilafannya dan tersinggungnya satu pihak oleh pihak lain selama masa, menjelang dan setelah pemilihan umum.
Presiden Soeharto juga mendengarkan laporan pelanggaranÂpelanggaran yang dilakukan ketiga kontestan di daerah serta keamanan di wilayah masing-masing dari para Panglima Komando Wilayah Pertahanan dan Panglima Daerah Militer. Setelah mendengarkan laporan-laporan tersebut, Presiden menyimpulkan bahwa stabilitas keamanan baik menjelang maupun sesudah pemilihan umum tetap dapat dikendalikan. (AFR)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 493-494. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.