1977-10-12 Presiden Soeharto Lakukan pembicaraan dengan Emir Kuwait dan Menuju Qatar

Presiden Soeharto Lakukan pembicaraan dengan Emir Kuwait dan Menuju Qatar[1]

 

RABU, 12 OKTOBER 1977 Pagi ini, Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan dengan Emir Kuwait. Pembicaraan itu meliputi hubungan antara kedua negara, khususnya di bidang ekonomi, perdagangan dan penanaman modal. Disamping itu dibicarakan pula masalah internasional, terutama yang berkaitan dengan sengketa Arab-Israel. Sebagai basil pembicaraan, telah dicapai persetujuan mengenai penanaman modal Kuwait dalam pembangunan kilang minyak di Pulau Batam.

Sore hari ini jam 16.30 waktu setempat, Presiden Soeharto beserta rombongan tiba di Doha, Qatar. Setibanya di lapangan terbang Doha, Qatar, Presiden Soeharto disambut oleh Kepala Negara Qatar, Sheikh Khalifa bin Hamad AI Thani. Kemudian Presiden dan Ibu Soeharto menuju ke Istana Marmar dimana mereka menginap selama di Qatar.

Malam ini, Emir Qatar mengadakan jamuan makan kenegaraan di Istana Rayan untuk menghormati kunjungan Presiden Soeharto. Sebelumnya, Presiden Soeharto telah menganugerahkan Bintang Republik Indonesia Kelas I kepada Emir Qatar, dan Bintang Mahaputera kepada Putera Mahkota.

Sementara itu, Ibu Tien Soeharto juga mengadakan kunjungan kehormatan kepada Permaisuri Emir Qatar. Untuk menghormati kunjungan Ibu Negara Indonesia itu, Permaisuri Emir Qatar telah mengadakan jamuan makan. Sebelumnya, Ibu Tien Soeharto atas nama Pemerintah Indonesia telah menganugerahkan Bintang Mahaputera kepada Permaisuri Emir Qatar.

Presiden Soeharto memberikan bantuan uang sebesar Rp.26,5 juta untuk pembangunan tahap V Rumah Sakit Islam “Ibnu Sina” di Bukittinggi, Sumatera Barat. Pembangunan tahap V itu dimulai hari ini dengan peletakan batu pertama oleh Pangdam III/17 Agustus, Brigjen. Soetedjo (AFR).



[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 552-553. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.