Presiden Soeharto: Museum Penting untuk Dalami Sejarah dan Budaya Bangsa[1]
SENIN, 24 APRIL 1978, Ulang tahun ke-200 Museum Pusat diperingati hari ini di Jakarta. Peringatan yang dihadiri oleh Presiden dan Ibu Soeharto serta Wakil Presiden dan Ibu Adam Malik, disamping 500 undangan lainnya, ditandai dengan penyerahan kembali sejumlah benda sejarah milik bangsa Indonesia oleh Pemerintah Belanda. Benda-benda sejarah tersebut antara lain berupa area Dewi Prajnyaparamita, lukisan “Penangkapan Pangeran Diponegoro” karya Raden Saleh, beberapa benda milik Pangeran Diponegoro, serta benda-benda upacara dan perhiasan dari Lombok.
Dalam sambutannya, Presiden Soeharto antara lain mengatakan bahwa peranan museum dan peninggalan-peninggalan bersejarah lainnya sangat penting dalam usaha kita untuk terus mendalami sejarah dan kebudayaan kita. Dalam rangka itulah Pemerintah dalam tahun terakhir ini telah mulai mengusahakan perbaikan museum dan pemugaran tempat-tempat bersejarah, yang kesemuanya dapat dilakukan berkat kemajuan-kemajuan ekonomi dan pembangunan selama ini. Hal ini membuktikan apa yang telah sering dikemukakannya bahwa pembangunan ekonomi menjadi kekuatan penggerak pembangunan di bidang-bidang Iainnya.
Pada kesempatan itu pula, Kepala Negara menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Pemerintah Belanda yang telah mengembalikan sejumlah benda bersejarah. Ia mengharapkan, agar di masa depan lebih banyak lagi penyerahan semacam itu. (WNR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret 1983”, hal 14. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003