Lantik Enam Duta Besar, Presiden Soeharto: Fokus Pembangunan Tidak Mengabaikan Tanggung Jawab Ketertiban Dunia[1]
RABU, 23 MEI 1979, Bertempat di Istana Merdeka, pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto melantik enam orang duta besar RI yang baru. Mereka adalah R Achmad Djumiril untuk Swedia, Johannes P Louhanapessy untuk Cekoslowakia, Surjono Darusman untuk Swiss, Soerodjo Sarni untuk Spanyol, Jenderal (Pol.) Widodo Budidharmo untuk Kanada, dan Teuku Mohammad Hadi Thajeb untuk Saudi Arabia.
Dalam amanatnya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa kepentingan nasional kita yang paling terdepan dewasa ini ialah pembangunan yang harus dapat meningkatkan kesejahteraan kita bersama. Namun ini tidak berarti bahwa kita mengabaikan pemikiran-pemikiran mengenai dunia yang kita cita-citakan. Ditegaskannya bahwa dalam batas-batas kemampuan yang ada serta dengan perhitungan-perhitungan yang matang, kita tetap aktif dalam mengusahakan tercapainya ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, adil dan makmur seperti yang dikehendaki oleh Pembukaan UUD 1945. Diingatkannya agar kita harus tetap sadar bahwa tahap perjuangan bangsa kita dewasa ini adalah melaksanakan pembangunan yang merupakan kepentingan nasional kita yang terutama. (WNR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret 1983”, hal 162. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003