Menerima PM Selandia Baru, Presiden Soeharto: Gap Negara Maju dan Sedang Membangun Sumber Keresahan Dunia[1]
SELASA, 27 MEI 1980, Perdana Menteri Selandia Baru dan Nyonya Muldoon pagi ini tiba di Indonesia. Presiden dan lbu Soeharto menyambut kedatangan tamu negara ini di lapangan terbang internasional Halim Perdanakusuma dalam suatu upacara militer.
Untuk menghormati kunjungan Perdana Menteri dan Nyonya Robert Muldoon, pukul 20.00 malam ini Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan santap malam di Istana Negara. Kemudian kepada tamu negara ini disuguhkan acara kesenian yang berlangsung hingga jam 23.00. Dalam kata sambutannya, Presiden mengatakan bahwa jurang yang memisahkan negara industri maju dan negara-negara yang sedang membangun juga merupakan sumber keresahan dan kegelisahan dunia yang apabila tidak segera diatasi secara memuaskan akan dapat membuat bangsa-bangsa saling berhadap-hadapan, mungkin dalam pertarungan yang sukar untuk diselesaikan. Oleh karena itu dalam masa-masa yang akan datang persoalan umat manusia yang terbesar adalah bagaimana semua negara bertanggungjawab dan mengambil langkah-langkah nyata untuk mempersempit jurang pemisah tersebut. Presiden mengemukakan keyakinannya bahwa Dasa Sila Bandung merupakan landasan pedoman yang ampuh untuk menghindarkan konflik-konflik yang gawat.
Presiden Soeharto pada kesempatan itu menyampaikan penghargaannya kepada PM Robert Muldoon atas perhatiannya kepada Indonesia dan Asia Tenggara pada umumnya. Presiden juga menyatakan penghargaannya atas bantuan Selandia Baru terhadap berbagai usaha pembangunan di Indonesia. Oleh karena itu Presiden Soeharto mengharapkan bahwa pembicaraan-pembicaraan yang akan dilakukannya dengan PM Muldoon akan membawa manfaat yang besar bagi pengembangan hubungan persahabatan dan kerjasama antara kedua negara. (WNR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret 1983”, hal 298. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003