Presiden Soeharto: ABRI Membela Pancasila Tak Kenal Menyerah Terhadap Kekuatan Manapun[1]
KAMIS, 2 APRIL 1981 Selama lebih kurang satu setengah jam, pagi ini di Istana Negara, Presiden Soeharto menerima pimpinan ABRI yang baru saja selesai mengikuti Rapim ABRI tahun 1981. Dalam sambutannya, Kepala Negara meminta seluruh jajaran ABRI, baik sebagai kekuatan pertahanan-keamanan ataupun sebagai kekuatan sosial, untuk dengan penuh kesabaran dan ketabahan terus menerus mengingatkan masyarakat agar kita selalu waspada. Selanjutnya dikatakan bahwa jika ABRI sebagai aparatur Pemerintah dan alat keamanan dalam melaksanakan tugasnya melakukan langkah preventif ataupun langkah represif untuk mengatasi sesuatu peristiwa atau masalah, maka tidak lain tujuannya adalah untuk menjaga dan memantapkan stabilitas nasional yang dinamis. Langkah dan tindakan itu sama sekali tidak ditujukan kepada sesuatu golongan atau untuk menonjolkan sesuatu golongan.
Sebelumnya, Presiden meminta hendaknya ABRI tetap berpegang teguh pada Saptamarga. Dengan demikian ABRI hanya mengenal dan setia pada negara Kesatuan RI yang berdasarkan ideologi Pancasila, dan tidak mengingini atau mengenal negara dengan bentuk lain atau ideologi lain. Dengan demikian pula ABRI sebagai patriot Indonesia selalu siap sedia dengan penuh rasa tanggungjawab membela ideologi negara -Pancasila- dengan tidak mengenal menyerah terhadap kekuatan manapun, yang akan mengubah atau mengganti Pancasila. Demikian antara lain yang dikatakan Presiden. (AFR)
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11 Maret 1983”, hal 413. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003