1985-11-24 Peringati Maulid Nabi, Presiden Soeharto: Pembangunan Tidak Bisa Dilepaskan Dari Sifat-Sifat Keagamaan

Peringati Maulid Nabi, Presiden Soeharto: Pembangunan Tidak Bisa Dilepaskan Dari Sifat-Sifat Keagamaan

MINGGU, 24 NOVEMBER 1985 Presiden Soeharto berpendapat bahwa bagi bangsa Indonesia usaha pembangunan tidak bisa dilepaskan dari sifat-sifat keagamaan. Sebab, yang kita dambakan bukan hanya masyarakat adil dan makmur semata-mata melainkan juga masyarakat yang berakhlak, mengindahkan nilai-nilai kerohanian dan menjunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan. Namun demikian diingatkan oleh Presiden bahwa negara kita bukan negara agama, melainkan negara Pancasila. Karena itu negara kita berkewajiban untuk melindungi hak hidup setiap golongan dan aliran agama. Bagi kita kaum muslimin hal ini bukan hal baru, karena Nabi kita sendiri melindungi hak hidup agama-agama lain. Selanjutnya dikemukakan Kepala Negara bahwa tidak ada penderitaan yang lebih besar daripada hilangnya kemerdekaan untuk menganut dan mengamalkan agama yang kita yakini.
Demikian antara lain dikatakan Presiden Soeharto dalam sambutannya pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW malam ini di lstana Negara. Acara yang dimulai pada pukul 20.15 itu dihadiri oleh Wakil Presiden dan lbu Umar Wirahadikusumah, menteri-menteri Kabinet Pembangunan IV serta pejabat tinggi negara, dan para duta besar dari negara-negara muslim (AFR)

_____________________

Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 388-389. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.