Presiden Soeharto Serahkan Piala Presiden Pemenang Lomba Insus
SENIN, 30 DESEMBER 1985 Pukul 11.00 pagi ini, Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri upacara penyerahan hadiah dan Piala Presiden RI kepada para pemenang perlombaan Insus Pola Tanam Tahun 1984/1985, perlombaan Tebu Rakyat Intensifikasi Musim Tanam 1983/1984 Antar Kelompok Tani, dan perlombaan Tingkat Karya Bimbingan Intensiflkasi Tahun 1984/1985 Antar Satuan Pembina Bimas Provinsi. Hadiah-hadiah tersebut diserahkan kepada masing-masing pemenang oleh Presiden dan Ibu Soeharto dalam upacara yang berlangsung di Istana Merdeka.
Dalam pidatonya, Kepala Negara memberikan pengarahan kepada seluruh masyarakat tani dan seluruh aparat pembina, pembimbing, penyuluh, dan unsur-unsur lain yang tergabung dalam Badan Pengendalian Bimas di tingkat pusat dan daerah. Pertama, para petani yang telah bersatu dalam kelompok tani hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan keterampilan dan persatuannya, sehingga menjadi kelompok tani yang benar-benar tangguh dan tahan uji. Para petani juga harus mampu mengembangkan diri dan memupuk modal kelompok, agar dapat membiayai sendiri semua kegiatan usaha tani. Selain itu, para petani hendaknya dapat mengembangkan kader-kader kepemimpinan petani yang terampil dan mampu meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha taninya.
Kedua, para petani dengan bekerjasama secara berkelompok, dengan kesadaran sendiri terus menerapkan pola tanam. Dengan menerapkan pola tanam yang baik dan tepat, banyak manfaat yang dapat dipetik. Ketiga, anggota kelompok tani yang melaksanakan tebu rakyat intensifikasi hendaknya benar-benar menerapkan teknologi yang tepat sesuai dengan petunjuk penyuluh pertanian dan bimbingan pimpinan pabrik gula.
Keempat, sistem Bimas telah terbukti merupakan sistem yang dapat meningkatkan produksi pertanian. Karena itu pelaksanaan sistem in perlu terus kita tingkatkan. Untuk itu aparat pemerintah maupun lembaga swasta yang berkaitan dengan usaha peningkatan produksi pertanian dan peningkatan pendapatan petani hendaknya meningkatkan kerjasama dalam wadah yang telah ada. Kelima, kelompok tani harus terus mampu menjadi pelopor kelancaran KUD, karena KUD merupakan wadah bagi para petani dalam usaha meningkatkan produksi pertaniannya dalam arti yang luas (AFR)
______________________________
Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 399-400. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003