Sidang Kabinet, Presiden Soeharto Minta Peningkatan Ekspor Tuna Ke Jepang [1]
RABU, 3 FEBRUARI 1988 Sebagaimana lazimnya selama ini, dalam sidang kali ini pun dibicarakan pula mengenai perkembangan ekonomi dan moneter secara mendalam. Dilaporkan kepada sidang bahwa neraca perdagangan sampai bulan November ini mengalami surplus sebesar US$499,1 juta yaitu dari nilai ekspor sebesar US$1.510,4 juta dan impor sebesar US$1.011,3 juta. Selain itu dibicarakan pula mengenai perkembangan produk industri, terutama menyangkut pengadaan berbagai komoditi strategis seperti pupuk, kertas, garam, dan besi baja; dilaporkan bahwa semuanya cukup tersedia.
Dalam sidang itu Presiden juga meminta agar ekspor ikan tuna ke Jepang lebih ditingkatkan, karena potensi perikanan kita cukup memungkinkan. Untuk itu maka perlu ditingkatkan koordinasi antar instansi yang terkait, baik dalam hal pengadaan kapal, pengangkutan, dan kelancaran perizinan. Ini perlu dalam rangka terobosan untuk meningkatkan kesejahteraan para nelayan. Mengenai penggunaan karung goni untuk mengemas produksi pangan termasuk gula, supaya diutamakan untuk menggunakan bahan yang dihasilkan oleh petani rosela kita; kebijaksanaan ini juga dalam rangka peningkatan pendapatan petani (AFR)
_________________
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 703-704. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003