Presiden Soeharto Menyaksikan Penyerahan Kapal Produk PT. PAL [1]
SABTU, 17 DESEMBER 1988 Siang ini Kepala Negara menyaksikan penyerahan kapal Caraka Jaya Niaga III oleh PT PAL kepada pemesannya, PT PANN, di galangan PT PAL di Surabaya. Kapal yang berbobot 3.000 Dwt itu merupakan kapal barang terbesar yang pertama dibuat oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian, sejak 1980 sampai sekarang, produksi PT PAL yang telah diserahkan kepada pemesannya berjumlah 32 unit. Pada saat ini galangan kapal terbesar di Indonesia itu sedang menyiapkan penyelesaian 11 unit kapal baru.
Menyambut penyerahan kapal tersebut, Presiden mengatakan bahwa industri angkutan yang ada di Indonesia sama sekali bukan merupakan proyek mercu suar, melainkan benar-benar atas dasar pertimbangan nilai strategis. Dikatakannya bahwa tidak ada artinya hasil produksi pertanian kita melimpah bila tidak ditunjang adanya angkutan untuk memasarkannya. Demikian pula, akan sia-sia saja kita menumbuhkan kegiatan industri jika tidak tersedia angkutan untuk memasok bahan-bahan bakunya. Disinilah letak strateginya mengapa pemerintah membangun industri angkutan.
Pada kesempatan itu Kepala Negara juga mengemukakan bahwa kebijaksanaan pembesi-tuaan kapal oleh pemerintah beberapa waktu yang lalu memang mengakibatkan adanya kesenjangan mengenai tersedianya kapal di dalam negeri. Namun demikian, pemerintah tetap konsekuen dengan kebijaksanaan itu dan tidak akan membeli kapal dari luar negeri. Diakuinya bahwa jumlah kapal yang terkena pembesi-tuaan belum seimbang dengan produksi yang dihasilkan galangan kapal di Indonesia. Karenanya merupakan tantangan bagi perusahaan galangan kapal untuk memproduksi kapal secepat mungkin. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 101-102. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003