1989-09-11 Presiden Soeharto Mengadakan Pembicaraan Empat Mata dengan Presiden Gorbachev

Presiden Soeharto Mengadakan Pembicaraan Empat Mata dengan Presiden Gorbachev [1]

 

SENIN, 11 SEPTEMBER 1989 Sore ini Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan empat mata dengan Presiden Gorbachev di Kremlin. Pembicaraan itu berlangsung selama dua jam, dalam suasana terbuka dan penuh keakraban. Kepada Gorbaehev, Kepala Negara menguraikan secara luas tentang pembangunan di Indonesia yang diupayakan dengan kekuatan sendiri, tetapi terbuka untuk kerjasama dengan negara lain.

Presiden Soeharto juga menjelaskan tentang kekuatan utama Indonesia, yaitu kemanunggalan ABRI-Rakyat, serta kesetiaan rakyat terhadap Pancasila. Dalam hubungan ini, Kepala Negara mengatakan bahwa Indonesia akan tetap melarang PKI, tetapi tidak bermusuhan dengan negara-negara yang menganut paham, Marxisme/Leninisme.

Sore ini, setelah pembicaraan empat mata itu, dikeluarkan pernyataan tentang dasar-dasar hubungan persahabatan dan kerjasama antara Indonesia dengan Uni Soviet. Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa kedua Negara akan seeara aktif mengembangkan hubungan persahabatan dan kerjasama yang konstruktif alas dasar saling menghormati kemerdekaan masing-masing. Hubungan itu juga didasarkan pada kebebasan dalam memilih bentuk dan corak pembangunan nasional masing-masing serta ketaatan pada prinsip-prinsip persamaan kedaulatan, serta tidak mencampuri urusan dalam negeri disamping memegang prinsip saling menguntungkan.

Kedua pihak akan berusaha mengembangkan secara kualitatif dimensi-dimensi baru dalam hubungan bilateral, menggiatkan dan memperluas dialog politik serta meningkatkan hubungan kerjasamanya di forum-forum internasional demi kepentingan perdamaian dan keamanan dunia. Kedua pihak menegaskan kepentingan bersama mereka dalam mengembangkan kerjasama ekonomi dan perdagangan yang mantap serta saling menguntungkan sebagai salah satu unsur Utama dalam hubungan Indonesia-Uni Soviet secara keseluruhan. Mereka akan mengambil langkah bersama untuk memperbaiki mutu dan meningkatkan ruang lingkup kerjasama tersebut, secara aktif akan dicari bentuk-bentuk kerjasama baru.

Dengan kesempatan-kesempatan yang terbuka, kedua pihak akan mendorong terus perluasan hubungan mereka dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk penggunaan ruang angkasa untuk maksud-maksud damai, eksplorasi samudera dan sumber-sumber daya lainnya serta memberi kemudahan bagi pertukaran pengalaman dibidang pembangunan ekonomi, sosial, dan kebudayaan.

Demikian antara lain beberapa pokok kesepakatan yang meliputi aspek hubungan bilateral Indonesia-Uni Soviet. Disamping itu pernyataan bersama tersebut memuat pula sejumlah kesepakatan tentang aspek-aspek hubungan serta kerjasama regional dan internasional. (DTS)

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 209-211. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.