Pimpin Sidang Kabinet, Presiden Soeharto: Kasus Dili Harus Diredam dengan Cara yang Tepat [1]
SENIN, 30 DESEMBER 1991 Pukul 10.15 pagi ini, Presiden Soeharto memimpin sidang kabinet paripurna yang membahas RAPBN 1992/ 1993.
Pada kesempatan itu, Presiden menilai bahwa perkembangan politik secara nasional cukup mantap. Beberapa peristiwa yang merupakan gangguan keamanan dalam negeri yang terjadi di beberapa daerah dapat kita atasi sehingga secara keseluruhan tidak mengganggu kestabilan politik.
Peristiwa Dili yang cukup mendapat perhatian internasional harus kita redam dengan cara yang setepat-tepatnya.
Presiden melihat bahwa gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan baru tetap muncul, suatu hal yang dapat dianggap sebagai bagian dari dinamika kehidupan dan cermin dari rasa tanggungjawab demokrasi. Selanjutnya, menurut Presiden, stabilitas politik yang dinamis perlu dijaga bersama-sama.
Lebih-lebih karena tugas utama kita untuk membangun demi kemajuan dan kesejahteraan seluruh rakyat mutlak memerlukan stabilitas politik.
Di bidang ekonomi, tahun 1991 bukan merupakan tahun yang tidak mudah bagi perekonomian kita.
Untuk itu telah dilakukan tindakan-tindakan pengendalian makro yang dimaksudkan untuk mengamankan perkembangan perekonomian kita akan tetap pada jalur keseimbangan dan keserasian antara pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Menurut Presiden, perkembangan akhir-akhir ini menunjukkan bahwa langkah-langkah pendinginan mesin ekonomi telah menunjukkan hasil-hasil awal.
Selanjutnya Presiden mengatakan bahwa pemerintah akan terus mendukung upaya-upaya untuk memperlancar dan mendorong ekspor non migas. Dunia usaha kita harus mampu memanfaatkan dan bahkan menciptakan peluang ekspor. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 488-489. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003