Wasiat Kebangsaan Presiden Soeharto (19): Pangan
Dikumpulkan Kembali Oleh: Abdul Rohman
Keberhasilan pembangunan pertanian tidak dapat meninggalkan partisipasi aktif dan kesadaran para petani sendiri untuk menaikkan produksi demi kesejahteraan yang lebih baik bagi mereka dan keluarganya. —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989: 395
***
Pengalaman menunjukkan kepada kita bahwa masalah pangan yang tidak terselesaikan dapat menjadi awal kesulitan ekonomi lainnya. Sebaliknya, keberhasilan kita dalam pembanguan pertanian kita itu merupakan sumbangan penting bagi kemajuan ekonomi kita. —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989: 395
***
Indonesia adalah satu negara yang bertahun-tahun lamanya menjadi pengimpor beras yang jumlahnya cukup besar hingga pernah mencapai angka lebih dari 2 juta ton pertahun, dan sekarang telah dapat berswasembada. Itu bukanlah keajaiban. Itu merupakan kerja keras seluruh bangsa kita, yang dilaksanakan secara ulet menurut suatu rencana pembangunan yang realistik tanpa kehilangan cita-cita masa depan. —“Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya”, 1989:1-5
***
Ketahanan pangan dan gizi merupakan salah satu komponen penting dalam ketahanan ekonomi kita. Tanpa ketahanan ekonomi yang memadai, mustahil kita dapat menjawab perubahan-perubahan mendasar yang akan terjadi di masa datang —Presiden Soeharto, Pembukaan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi, 25-07-1983
***
Masalah pangan jauh lebih luas dan lebih besar dari sekedar masalah beras. Karena itu perhatian yang besar harus juga kita berikan kepada bahan pangan selain beras (Presiden Soeharto, Rakornas Pangan, 21 April 1994)
***
Penanganan masalah pangan hanya akan berhasil jika didukung sektor-sektor lain, seperti pertanian, perhubungan, perdagangan dan pelayanan keuangan yang handal dan efisien (Presiden Soeharto, Rakornas Pangan, 21 April 1994)
***