NTB, 2 Juni 1998
Kepada
Yth. Bp. H. Muhammad Soeharto
beserta Keluarga
di Cendana Jakarta
CINTA KAMI TAK LUNTUR [1]
Salam Hormat,
Kami sangat sedih dan terharu, mendengar pemberitaan di Mas Media, yang sebagian besar selalu menjelekkan dan memojokkan Bapak, serta seluruh Keluarga. Sehingga semua kebaikan dan jasa Bapak pada kami pada Bangsa ini seakan tidak pernah ada.
Tapi bagi kami, semua itu tidak akan mengubah pendirian dan cinta kami pada Bapak. Bagi kami, Bapak merupakan sosok yang mengagumkan dan sosok yang membawa Tanah Air ini menjadi bangsa yang aman, damai, dan tenteram.
Kami rindu senyum Bapak, kami rindu suara Bapak, kami berdo’a semoga Bapak beserta keluarga selalu dalam lindungan Allah dan kita semua diberikan ketabahan menghadapi cobaan ini. Amin …! (DTS)
Hormat kami,
- Ahti
- Pasrudin
- Nurul Ihyati
- Mulyani
Guru SDN No.4 Santong di Sesait
Lombok Barat NTB
NB.
Kalau sempat dibalas tolong dibalas
walau sepatah dua patah kata
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 9. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto menyatakan berhenti dari kursi Kepresidenan. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.