Medan, 20 Juni 1998
Menemui
Bapak H.M. Soeharto di Kediaman
JANGAN BANYAK PIKIRAN YA PAK! [1]
Assalamu’alaikum wr. wb.
Yang bertanda tangan di bawah ini, Ananda: Ahmad Faisal, Umur 23 tahun, Kewarganegaraan Indonesia, Agama Islam tempat tinggal Jln. Brigjend Haji Abd Manaf Lubis No. 10 Complek Bulog, Kelurahan Helvetia Timur, Kode Pos 20124 di Medan, pekerjaan Mahasiswa fakultas hukum semester VIII. Sambil magang pada kantor pengacara Abd. Hakim Siagian S.H. M. Hum dan Rekan ……
Dengan hormat,
Salam Ananda, semoga Bapak sekeluarga dalam keadaan sehat wal’afiat. Sebelumnya Ananda mohon maaf kepada Bapak. Adapun kedatangan surat ini Ananda ingin menyampaikan rasa simpatik saya yang mendalam terhadap Bapak dalam masalah kehidupan yang berkembang dewasa ini. Ananda berharap Bapak tidak memikirkan masalah yang berkembang pada saat sekarang ini.
Dari hati Ananda yang mendalam Bapak merupakan seorang figur dalam menyukseskan pembangunan negara Republik Indonesia dari Sabang sampai Merauke… Bukan maksud Ananda menasehati Bapak tetapi hanya berharap merasa terhibur atas sampainya surat ini, tidak ada daya dan upaya Ananda berikan kepada Bapak hanya dengan mendekatkan diri kepada Allah swt dan berdoa yang Ananda panjatkan agar Bapak tabah dan tawakal…………….
Sebelum dan sesudahnya atas sampainya surat ini Ananda mohon maaf beribu kali maaf jika menyinggung perasaan hati nurani Bapak. (DTS)
Wassalamu’alaikum wr. Wb
Hormat Ananda,
Ahmad Faisal
Medan
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 32. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.