Semangat ’45 Tertanam Di Hati Kami

Jepara, 22 Mei 1998

Kehadapan Yang Mulia

Bapak Jenderal Besar TNI (Purn). Haji Moh. Soeharto

di Kediaman Cendana

Jakarta

SEMANGAT ’45 TERTANAM DI HATI KAMI [1]

Salam Sejahtera dalam Rahmat dan Kasih Allah!

Sungguh kami terharu dan serta bangga atas kebesaran jiwa Bapak Soeharto untuk menyatakan berhenti dari Jabatan Presiden Rl demi kepentingan Nasional dan keselamatan Bangsa dan Negara tercinta tepat pada hari Kenaikan Isa Almasih tanggal 21 Mei 1998.

Dalam suasana khusus kami telah berdo’a di Gereja untuk keberhasilan Reformasi serta memohon pada Allah agar senantiasa Bapak Soeharto dalam kondisi sehat wal’afiat jasmani dan rohani di hari-hari mendatang.

Kami sangat hormat serta kagum atas ketabahan serta kemampuan mengendalikan diri yang menjadikan Bapak Soeharto sebagai mutiara indah dan bintang terang di hari kami orang-orang yang sangat cinta serta menghargai jasa-jasa pengabdian yang besar selama 32 tahun memimpin Bangsa yang besar dan majemuk dengan berbagai prestasi internasional yang senantiasa terukir dan dikenang oleh seluruh bangsa di mancanegara, termasuk jasa besar Ibu Siti Hartinah Soeharto (Alm), pada masa perang kemerdekaan hingga akhir hayat beliau.

Sebagai putra purnawirawan menengah TNI-AD kami telah sering mempelajari serta menimba suri tauladan dan pengalaman Bapak Soeharto. Sejak usia 10 tahun. Ketika kelas V SD Kristen di Makassar, kami kenal bapak di Markas Komando Mandala tahun 1964, karena ikut ayah naik mobil GAZ. Ayah saat itu hendak laporan dinas soal kesiapsiagaan Yon Zipur 8 Kodam Hasanudin di kantor Bapak. Kami telah ditinggal ayah Mayor Czi Lucas Soegeng NRP. 13971 Tahun 1996 (Ketua PHD Angk. ‘ 45 Kab. Semarang) Ayah cerita pernah membantu tugas Letkol Soeharto di lapangan terbang Meguwo Yogyakarta saat clah II. Setiap usai pelantikan Bapak sebagai Presiden (5 kali) kami mengirim ucapan selamat dan do’a, bahkan pada saat Ulang Tahun Bapak setiap tanggal 8 Juni. Bila tahun 1988 ini kami lupa mengucapkan Selamat Ulang Tahun pada 8 Juni nanti, maka saat ini kami hendak kirim ucapan dengan penuh sukacita.

Semoga niiai-nilai luhur ’45 dari cita-cita dan perjuangan ’45 tertanam dan berakar di hati kami generasi penerus Proklamasi ‘ 45 dan Orde Baru, tak luntur dan pupus sedikitpun dalam PJPT Kedua.

Bapak Soeharto yang mulia kami mengucapkan terima kasih atas budi baik Bapak Pembangunan, Tuhan Yang Esa membalasnya di dunia dan akhirat. Amien. (DTS)

Do’a kami selalu,

Bram Lucas

Jepara – Jawa Tengah

Teriring salam kagem:

Mbak Tutut, Mbak Titik, Mas Bambang,

Mas Tomi, Mas Sigit dan Mbak Mamik.

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 301-302. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.