PRESIDEN:
“JAGA KEPENTINGAN RAKYAT” [1]
Jakarta, Antara
“Jaga kepentingan rakyat,” kata Presiden Soeharto kepada Menteri Perhubungan Emil Salim di Jakarta, hari Senin, ketika menteri melaporkan persiapan2 angkutan Leharan kepada Kepala Negara.
Kepada pers menteri mengatakan hahwa walaupun sarana angkutan menjelang dan sesudah Lebaran dikerahkan semaksimal mungkin namun hal itu helum dapat menjamin kebutuhan rakyat akan sarana angkutan.
Atas pertanyaan pers, Menteri mengatakan penjatahan2 karcis khususnya tiket kereta api kini sudah diciutkan. Perbandingannya dikatakan hahwa sekarang 90% karcis untuk masyarakat dan sisanya untuk jatah seperti untuk anggota2 DPR dll. Penciutan itu dilakukan agar karcis2 tidak jatuh ke tangan calo2.
Km. Bukit Barisan
Ketika ditanya musibah Km. Bukit Barisan, Emil Salim menegaskan kembali hahwa sampai Senin pagi ini ia belum menerima laporan tentang adanya usaha2 sabotase terhadap tenggelamnya kapal motor milik PJKA itu.
Kapal ferry itu, kata Menteri, tidak diasuransikan karena milik perusahaan jawatan (negara), bukan persero.
Menteri membenarkan bahwa para petugas yang dikerahkan untuk mengatasi kebakaran itu kurang pengalaman dalam praktek tetapi membantah bahwa alat2 pemadam dankecakapan kurang dimiliki.
“Alat2 ada, kecakapan ada, tapi memang kurang praktek dalam menghadapi kebakaran di laut.”
Menteri mengatakan, instruksi untuk menertibkan pengaturan barang khususnya dalam kapal ferry PJKA sudah lama dikeluarkan, tetapi bagaimana pelaksanaannya instruksi di lapangan itu yang kini sedang diteliti.
Opstib
Atas pertanyaan tentang Opstib di Departemen Perhubungan, menteri mengatakan bahwa aparat Perhubungan harus bekerja secara institusionil.
Inspektur jenderal melakukan pengawasan normal disamping melaksanakan tugas Opstib. Kalau ada yang kurang beres barulah Kopkamtib yang merupakan “pentung” terakhir bertindak.
Tentang kasus penodongan dalam pesawat Garuda antara Jakarta-Surabaya baru2 ini, Menteri mengatakan bahwa menurut laporan yang diterimanya dari team pemeriksa menyatakan penodongan dalam pesawat itu tidak termasuk dalam kategori” terlalu gawat”.
Ke ICAO
Menteri melaporkan juga kepada Presiden Soeharto tentang kemungkinan ia memimpin delegasi Indonesia dalam sidang ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional) di Montreal Kanada tanggal 19 September mendatang.
Dalam sidang itu akan dibicarakan berbagai aspek yang menyangkut konvensi2 penerbangan dan juga diadakan pemilihan anggota Dewan ICAO.
Indonesia menjadi anggota Dewan ICAO sejak tahun 1970 dan sekarang diwakili Fachri Mahmud SH.
Dalam sidang ICAO itu juga akan dibicarakan perlunya perimbangan dalam pengaturan hak2 penerbangan antar negara maju dan negara2 berkembang.
Selain Menteri Emil Salim, juga Menteri Perhubungan Malaysia akan menghadiri sidang ICAO di Montreal itu. (DTS)
Sumber: ANTARA (12/09/1977)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IV (1976-1978), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 569-570.