SARWONO TTG PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN RI 87

SARWONO TTG PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN RI 87

 

 

Kemampuan masyarakat untuk membaca dan menafsirkan data harus ditingkatkan untuk menghindari tindakan spekulasi, ujar anggota FKP Ir. Sarwono Kusumaatmadja menanggapi bagian pidato kenegaraan Presiden Soeharto dalam rapat paripurna terbuka DPR di Jakarta, Sabtu.

Dalam pidato tersebut, Presiden dengan tegas mengatakan bahwa pemerintah bertindak tegas untuk mematahkan spekulasi sejumlah orang yang membeli dolar demi kepentingannya sendiri.

Kepala negara mengatakan bahwa kalau tindakan tegas itu tidak diambil spekulasi akan bisa menghancurkan semua hasil pembangunan yang sudah dicapai selama ini.

Ia berpendapat bahwa tindakan spekulasi itu diambil oleh orang-orang yang mempunyai pemikiran yang dangkal sehingga kemudian bertindak tanpa alasan. Namun spekulasi juga bisa timbul apabila masyarakatnya mudah terpengaruh.

Karena itu, Sarwono yang juga menjadi Sekjen DPP Golkar, meminta agar para pengamat dan juga para pengusaha lebih jeli dalam mengamati fakta-fakta.

Sarwono mengatakan bahwa tidak ada satupun hasil penelitian di luar negeri yang menunjukkan kekhawatiran tentang akan memburuknya situasi ekonomi di Indonesia.

“Saya sama sekali tidak mengerti mengapa orang sampai berpikir tanpa alasan apapun bahwa perekonomian Indonesia sedemikian buruknya,” kata Sarwono sambil menambahkan bahwa para spekulan akhirnya kecewa (kecele).

Ia sependapat dengan Presiden Soeharto bahwa perekonomian di dalam negeri apalagi pada masajangka panjang tidaklah buruk.

Untuk memperbaiki situasi perekonomian dalam negeri, ia menyebutkan bahwa efisiensi dan disiplin memang harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh, apalagi berbagai hasil kajian di luar negeri juga memperlihatkan bahwa prospek jangka panjang Indonesia sangat baik. (RA)

 

 

Jakarta, Antara

Sumber : ANTARA (15/08/1987)

 

Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku IX (1987), Jakarta : Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 190-191.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.