Presiden Soeharto Menerima Laporan Perkembangan Gerakan Non Blok [1]
RABU, 14 SEPTEMBER 1988 Selama satu jam lebih, pada pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto menerima Menteri Luar Negeri Ali Alatas di Bina Graha. Ali Alatas menghadap Kepala Negara untuk melaporkan berbagai hal yang berkaitan dengan politik luar negeri. Usai menghadap, ia mengatakan bahwa Presiden menyatakan puas akan hasil Konferensi Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok yang berlangsung di Nikosia, Siprus. Dalam konferensi itu diputuskan bahwa Yugoslavia menjadi ketua dan tuan rumah KTT gerakan ini tahun depan.
Presiden berpendapat bahwa dengan terpilihnya Yugoslavia, maka prinsip-prinsip murni Gerakan Non-Blok akan tetap terjamin. Dikemukakan oleh Presiden bahwa sejak semula salah satu pertimbangan pokok dan tujuan utama pencalonan Indonesia sebagai tuan rumah KTT itu adalah untuk menjamin dipertahankannya prinsip-prinsip murni gerakan serta pencapaian sasaran-sasaran berdasarkan prinsip tersebut. Penunjukan Yugoslavia itu merupakan jalan tengah dari keinginan Indonesia dan Nikaragua yang sama-sama bertahan dalam pencalonan sebagai tuan rumah KTT Non-Blok tahun 1989.(DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 71. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003