Jakarta, 14 Juli 1998
Kepada
Yth. Bapak H.M. Soeharto
di Kediaman
INGIN BERSURAT PADA MBAK TUTUT [1]
Sebelumnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena saya dari golongan rakyat terkecil/terendah ini memberanikan diri untuk menulis surat kepada Bapak, dan saya ingin memperkenalkan diri, nama saya: Arin.
Bagaimana keadaan Pak Harto saat ini? Saya selalu berdoa untuk Bapak & harapan saya Bapak sehat selalu, tak kurang satu apapun & selalu dalam lindungan Tuhan. Dan maaf bila saya mengganggu istirahat Bapak.
Melalui surat ini, saya ingin mengatakan rasa simpati dan tetap mendukung Bapak. Sewaktu bapak menyatakan mengundurkan diri sebagai Presiden, saya langsung menangis dan tidak rela dengan keputusan tersebut. Saya berharap Pak Harto dan keluarga tetap tabah dan sabar menghadapi cobaan/masalah yang ada.
Saya percaya sepenuhnya bahwa Bapak dan keluarga bersih, tidak seperti yang dituduhkan kebanyakan orang. Tapi yang membuat saya sangat kecewa dan heran kenapa banyak orang-orang dekat Bapak yang terbalik arah dan ikut menghujat Bapak dan keluarga. Padahal jasa dan pengabdian Pak Harto untuk bangsa dan negara ini sangat besar dan banyak. Bagi saya nama Bapak tetap harum sebagai “Bapak Pembangunan Bangsa” dan masih banyak rakyat yang mendukung Bapak.
Pak Harto, sudah lama saya ingin mengenal Bapak dan keluarga lebih dekat, tapi saya takut karena rasanya tidak pantas dan Bapak terlalu jauh dan tinggi, sedangkan saya hanya rakyat dari golongan terendah. Pak Harto pasti sudah bosan dan capek membaca surat dari saya. Sebelum saya akhiri, saya ingin bertanya dan mohon kepada Bapak agar berkenan menjawab dan membalas surat saya. Amplop dan perangkonya sudah saya siapkan, supaya tidak merepotkan Bapak. Yang ingin saya tanyakan dan mohonkan kepada Bapak:
- Bolehkah saya sering menulis surat kepada Bapak?
- Saya juga mengagumi Mbak Tutut, ke alamat mana jika saya ingin berkirim surat’?
- Apakah alamat Bapak sudah benar seperti yang saya tulis (Jl. Cendana No.8 Jak-Pus) ?
Akhirnya saya ucapkan banyak terima kasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Semoga Pak Harto dilimpahi berkat dan rahmat oleh Tuhan YME. (DTS)
Hormat saya,
Arin
Jakarta Utara
[1]Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 38-39. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.