Terimakasih Atas Uluran Tangan Bapak

……..1998

Kepada

Yth. Bapak H.M. Soeharto

Jl. Cendana No. 6

di Jakarta Pusat

TERIMA KASIH ATAS ULURAN TANGAN BAPAK [1]

Dengan hormat,

Bersama surat ini kami orangtua dari Yogi mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kelancangan kami menyurati Bapak. Kami berharap Bapak dan keluarga Cendana semua selalu ada dalam keadaan sehat wal afiat ada dalam lindungan Allah SWT. Amin.

Bapak Soeharto yang baik,

Suara-suara sumbang mereka tidak mempengaruhi rasa simpati dan cinta saya kepada Bapak. Bapak bukan saja Presiden terbesar di negara ini, tapi terbesar di dunia. Tidak ada presiden di dunia mampu seperti Bapak. Bapak yang mempersatukan seluruh suku-suku yang majemuk di negara ini. Karena dari Bapak dan almarhumah Ibu Tienlah berdiri RSJHK dan RS Kanker Dharmais, Bapak dan Ibu telah banyak menolong orang yang tidak mampu yang terkena kelainan jantung bawaan seperti anak kami.

Betapa besar jasa Bapak dan Ibu (aIm) yang tidak dapat kami balas dengan apa pun. Kini keadaan ekonomi negara tambah terpuruk, apalagi buat kami yang memang ada dalam kemiskinan. Kami hanya dapat berdoa semoga Allah SWT secepatnya mengangkat kembali negara Indonesia yang kami cintai seperti biasa kembali.

Bapak Soeharto, alhamdulillah anak kami Yogi Arif Rifai tambah sehat dan baik. Tiap bulan kami masih terus kontrol karena ia masih minum obat. Tanggal 11 Agustus kemarin disurnh ECHO. Terus terang kalau cepat-cepat saya tidak punya uang, saya minta waktu dua bulan untuk mengumpulkan biaya, karena kerjaan saya lagi sepi. Secara jujur dan terus terang semua saya katakan pada dr. Ganesya jangankan buat ECHO, untuk makan saja kami susah.

Akhirnya kami ditolong oleh dr. Ganesya dan Yogi dapat di ECHO, sore harinya tanggal 12 Agustus. Demikianlah informasi saya mengenai masalah kesehatan anak saya yang telah dua kali biaya operasinya Bapak (keluarga Cendana) bantu.

Kami sekeluarga sampai kapan pun tidak akan dapat melupakan segala bantuan yang telah Bapak (lbu Tutut) limpahkan kepada keluarga kami. (DTS)

Hormat kami,

Mujaini Jakarta Barat

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 149-150. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.