Jakarta,…….1998
Kepada
Yth. Bapak H.M. Soeharto
beserta keluarga
di Kediaman
BAPAK TIDAK SEJELEK KATA ORANG [1]
Dengan Segala hormat,
Perkenankanlah saya mengganggu waktu Bapak sejenak. Bapak adalah idola saya. Pada peringatan Hari kemerdekaan 1998, Bapak mendapatkan kesusahan yang sangat mendalam, kesusahan dan kesedihan seorang putra Bangsa yang selama 32 tahun dapat secara khidmat selalu mengenang detik-detik Proklamasi.
Dengan kapasitas nalar dan laku kebathinan yang saya ikuti selama 3 tahun belakangan ini, kami punya keyakinan Bapak tidak sejelek yang dikatakan orang. Kami tetap yakin bahwa Bapak merupakan idola dan tokoh putra Bangsa Indonesia. Semoga beban berat yang Bapak alami saat ini dapat segera berakhir, dengan satu harapan bahwa pengorbanan, perjuangan dan kerja keras selama ini dapat di berikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. (DTS)
Hormat kami,
Ir. Prakosa Mulyono
Jakarta Timur
[1] Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 168. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.