Pejuang Muslim

Pasuruan, 24 Mei 1998

Kepada

Yang Mulia Bapak H.M. Soeharto

Jl. Cendana Jakarta

PEJUANG MUSLIM [1]

Bismillahirrahmannirrahim…

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan surat ini perkenankanlah saya menyampaikan unek-unek hati saya yang seringkali saya sampaikan kepada keluarga kami, anak-­anak dan cucu-cucu serta teman-teman sepengajian di Surabaya, unek­-unek itu ialah apa yang saya ketahui mengenai Bapak dan tentang Bapak, menurut ukuran saya. Perkenankan saya memperkenalkan diri saya:

Nama                    : Ahmad Subardi

Umur                    : 60 tahun

Alamat                  : Pasuruan

Pekerjaan            : Pensiunan

Bagi saya Bapak adalah pejuang Islam. Saya turut merasakan betapa sesaknya bernapas dan beribadah ketika Bung Karno mulai membela Komunis, sampai terjadinya G.30 S. Sejak saat itulah Bapak saya anggap sebagai Pahlawan Islam yang telah menumpas orang-orang kafir Komunis. Oleh karena itu apabila saya melihat Mega dan Guruh petentang – petenteng ingin berkuasa, seolah-olah saya sedang meng­hadapi dia, ingin saya menerkamnya. Saya melihat sangat terang sekali betapa Islam di Indonesia ini telah dimuliakan. Masjid-masjid dan tempat-tempat shalat di tiap kantor diadakan. Saya juga mendengar betapa Bapak membiayai naik haji para pembantu-pembantu Bapak, dan saya sangat terkesan bagi kami sekeluarga ialah Bapak dalam setiap amanat/pidato-pidato Bapak selalu dimulai dengan: Bismillahir rahmanirrahim.

Saya berceritera kepada anak-anak dan cucu-cucu saya, bahwa dengan amal perbuatan Bapak tadi, Allah telah memberi kemuliaan kepada Bapak Soeharto dan keluarganya, dan diberi rezeki yang luas karena Bapak telah memuliakan Islam, selama Bapak masih berkuasa. Do’a saya Bapak, semoga Allah memberi khusnul khotimah kepada Bapak sekeluarga dan semoga Allah memberi barokah kepada Bapak dan keluarga dan semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada Bapak dan keluarga.

Atas kelancangan saya pada surat ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. (DTS)

Wassalam dan hormat saya,

Ahmad Subadri

Pasuruan – Jawa Timur

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 235-236. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.