Kepercayaan Rakyat Pada Bapak

Tulungagung, 22 Mei 1998

Kepada

Yth. Bapak Soeharto

di Kediaman

KEPERCAYAAN RAKYAT PADA BAPAK [1]

Assalamu’alaikum wr. wb.,

Bapak Soeharto yang saya hormati dan saya cintai perkenanlah nama saya Budi S. Bapak dari seorang anak yang kini berusia 11 bulan dan suami dari seorang isteri. Sedangkan pekerjaan saya belum tetap alias srabutan.

Bapak Soeharto saya sangat sedih dan prihatin atas gejolak yang terjadi di negara kita ini, lebih-lebih mendengar tentang pengunduran diri Bapak seolah-olah hati ini bagai disambar petir tak kuasa sampai air mata menetes, dari dulu hingga sekarang dengan tidak menutupi kekurangan, kelebihan Bapak saya mengagumi Pribadi Bapak.

Bapak apakah ini yang dinamakan keadilan ketika negara dalam keadaan sejahtera dan damai di masa pemerintahan Bapak tak ada satu patah kata pun tulus mengucapkan puji syukur dan terima kasih kepada Bapak semua diam-diam makan pembangunan dan jerih payah Bapak yang membawa bangsa ini ke arah kehidupan yang lebih baik kian hari, kian bulan bahkan kian tahun. Namun ketika bangsa dalam keadaan sakit dan dirundung duka akibat krisis yang tak tahu sebab dan akan berakhirnya semua pihak merasa sok pahlawan berbicara ngalor ngidul memojokkan dan menyalahkan Bapak dengan alasan aspirasi rakyat mengharapkan dan menuntut Bapak mundur dari jabatan.

Apakah benar semua itu betul-betul aspirasi seluruh rakyat?

Apakah benar rakyat sudah hilang kepercayaannya kepada Bapak?

Karena saya yakin bahwa rakyat masih dan ada yang aspirasinya, kepercayaannya ditujukan kepada Bapak. Selama yang saya dengar dan lihat tidak ada aspirasi yang mendukung kepada Bapak yang dijadikan pertimbangan apakah ini juga suatu keadilan yang seperti mereka perjuangkan.

Reformasi itu baik bila dilakukan dengan niat yang baik, tujuan yang baik dan tanpa pamrih, hanya sebesar-besarnya untuk kepentingan seluruh rakyat bukan untuk kepentingan sekelompok atau seseorang yang ingin mengeruk keuntungan dari gejolak ini.

Akhirnya kepada Bapak Soeharto yang saya hormati dan saya cintai walaupun ini aspirasi dari seorang yang simpati kepada Bapak dan mungkin menjadi tertawaan dan olok-olokan orang namun ini saya lakukan dengan tulus dari dasar hati yang paling dalam dan tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak selama memerintah Bangsa dan negara ini serta saya do’akan agar Bapak tetap dalam lindungan Tuhan Allah Swt.

Karena saya yakin bahwa kebenaran akan terbukti, dan kejahatan, kemunafikan akan hancur. Akhir kata wassalamu’alaikum wr. wb. (DTS)

Hormat saya,

Budi Setiawan

Tulungagung

Jawa Timur

[1]       Dikutip langsung dari dalam sebuah buku berjudul “Empati di Tengah Badai: Kumpulan Surat Kepada Pak Harto 21 Mei – 31 Desember 1998”, (Jakarta: Kharisma, 1999), hal 297-298. Surat ini merupakan salah satu dari 1074 surat  yang dikirim masyarakat Indonesia dari berbagai pelosok, bahkan luar negeri, antara tanggal 21 Mei – 31 Desember 1998, yang menyatakan simpati setelah mendengar Pak Harto mengundurkan diri. Surat-surat tersebut dikumpulkan dan dibukukan oleh Letkol Anton Tabah.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.